Teori Nusantara adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peran penting dalam perdagangan dan hubungan internasional di kawasan Asia dan dunia.
Berikut adalah beberapa argumen yang mendukung teori Nusantara:

1. Letak geografis strategis: Indonesia terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra (Pasifik dan Hindia). Hal ini membuat Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan dunia sejak zaman dahulu.
2. Jejak sejarah arkeologi: Penemuan-penemuan arkeologi di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang dan kaya, bahkan sejak zaman prasejarah. Beberapa penemuan penting seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Penataran menunjukkan bahwa Indonesia telah memiliki peradaban dan kemajuan teknologi yang tinggi.
3. Kerajaan-kerajaan di Nusantara: Sejarah Indonesia mencatat bahwa telah banyak kerajaan yang berdiri di wilayah Nusantara sejak zaman kuno hingga masa kolonial. Beberapa kerajaan yang terkenal adalah Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, dan Aceh. Kerajaan-kerajaan ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perdagangan dan diplomasi di kawasan Asia dan dunia.
4. Pengaruh budaya Nusantara: Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat kaya, dari Sabang hingga Merauke. Beberapa kebudayaan yang terkenal adalah batik, wayang kulit, tari kecak, dan lagu daerah. Budaya Indonesia juga memiliki pengaruh yang kuat di kawasan Asia Tenggara dan bahkan dunia.
5. Bahasa Melayu sebagai bahasa dagang: Bahasa Melayu telah menjadi bahasa perdagangan di kawasan Nusantara sejak zaman dahulu. Bahasa ini telah digunakan dalam perdagangan di antara kerajaan-kerajaan Nusantara, serta dalam hubungan perdagangan dengan bangsa-bangsa asing seperti Arab, Cina, dan India.

Argumen-argumen tersebut dapat mendukung teori Nusantara sebagai sebuah teori yang mengakui peran penting Indonesia dalam perdagangan dan hubungan internasional di kawasan Asia dan dunia.