Jawaban:

Selama pendudukan Jepang di Indonesia pada Perang Dunia II, sistem tanam paksa diterapkan sebagai bagian dari kebijakan kekaisaran Jepang untuk meningkatkan produksi pangan dan mengamankan pasokan pangan bagi militer dan warga sipil mereka. Sistem ini mengharuskan petani Indonesia untuk bercocok tanam, seperti beras, karet, kina, dan jarak, atas nama pemerintah Jepang, dengan tujuan meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ketergantungan Jepang pada pangan impor.

Di bawah sistem ini, pihak berwenang Jepang memaksa para petani untuk mengerjakan proyek-proyek pertanian berskala besar dan mengirimkan sejumlah hasil panen kepada militer Jepang. Para petani tidak diberi kompensasi atas pekerjaan mereka dan seringkali menghadapi kondisi kerja yang sulit, termasuk jam kerja yang panjang dan upah yang rendah. Selain itu, penanaman paksa menyebabkan penurunan kualitas hidup penduduk Indonesia, karena kekurangan pangan dan kelaparan meluas.

Sistem tanam paksa banyak dikritik karena mengeksploitasi rakyat Indonesia dan berdampak negatif terhadap ketahanan pangan. Itu tetap menjadi babak kelam dalam sejarah Indonesia dan dikenang sebagai simbol penderitaan dan eksploitasi yang dihadapi rakyat Indonesia selama pendudukan Jepang.