Pada masa pemerintahan Orde Baru (1966-1998) bertekad mengabdi pada kepentingan

Berikut ini adalah pertanyaan dari jhemar584 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Pada masa pemerintahan Orde Baru (1966-1998) bertekad mengabdi pada kepentingan rakyat dan nasional dilandasi semangat dan jiwa Pancasila serta UUD 1945. Salah satu kebijakan politik pemerintah Orde Baru adalah penerapan dwifungsi ABRI. Dwi fungsi ABRI merupakan konsep dasar militer dalam menjalankan peran sosial-politik di Indonesia. Dampak dikeluarkannya kebijakan tersebut adalah ….

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Penjelasan:

Penerapan dwifungsi ABRI sebagai kebijakan politik pemerintah Orde Baru memiliki beberapa dampak, baik positif maupun negatif, sebagai berikut:

Kontrol terhadap masyarakat: Dampak positif dari penerapan dwifungsi ABRI adalah pemerintah Orde Baru dapat mengendalikan masyarakat secara ketat. ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) digunakan sebagai alat untuk memastikan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. ABRI berperan dalam menghadapi ancaman terhadap pemerintahan Orde Baru, termasuk dalam menekan gerakan politik yang dianggap mengancam kepentingan pemerintah. Namun, dampak negatifnya adalah penekanan terhadap kebebasan berpendapat, berorganisasi, dan berpolitik, serta potensi pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat militer dalam melakukan tindakan represif.

Peran ekonomi: Penerapan dwifungsi ABRI juga mengakibatkan ABRI memiliki peran ekonomi yang signifikan. ABRI diberdayakan dalam berbagai sektor ekonomi, seperti bisnis, pertanian, dan perkebunan, sehingga memiliki kontrol atas sumber daya ekonomi yang signifikan. Dampak positifnya adalah ABRI dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. Namun, dampak negatifnya adalah terjadinya ketergantungan ekonomi pada ABRI dan munculnya praktik korupsi serta monopoli ekonomi yang dapat merugikan sektor swasta dan menghambat persaingan usaha.

Dominasi politik: Penerapan dwifungsi ABRI juga mengakibatkan dominasi politik oleh militer. ABRI diberdayakan dalam pengambilan kebijakan politik, baik secara langsung maupun melalui sistem politik yang dikuasai oleh militer, seperti pemilihan presiden yang diatur dalam Tap MPR (Tentara Angkatan Perang/Majelis Permusyawaratan Rakyat). Dampak positifnya adalah terciptanya stabilitas politik dan keberlanjutan pemerintahan Orde Baru. Namun, dampak negatifnya adalah terbatasnya ruang demokrasi, pembatasan kebebasan politik, dan pengekangan partisipasi politik warga negara, serta meningkatnya potensi terjadinya penyalahgunaan kekuasaan oleh militer.

Sentimen nasionalisme: Dampak positif dari penerapan dwifungsi ABRI adalah meningkatnya sentimen nasionalisme di kalangan anggota ABRI dan masyarakat. ABRI diberdayakan untuk menjaga dan memperkuat semangat dan jiwa Pancasila serta UUD 1945, yang menjadi landasan ideologi negara Indonesia. Namun, dampak negatifnya adalah kecenderungan otoritarianisme dan supremasi militer dalam menjalankan fungsi sosial-politik, yang dapat menghancurkan prinsip-prinsip demokrasi dan paham pluralisme.

Pembatasan oposisi politik: Dampak negatif dari penerapan dwifungsi ABRI

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh rizkyraihan03 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 06 Jul 23