Jawaban:

Salahuddin Al-Ayyubi, juga dikenal sebagai Saladin, memiliki beberapa motivasi untuk merebut kembali Baitul Maqdis (Yerusalem) dari pasukan Salib. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut adalah:

1. Agama: Salahuddin Al-Ayyubi adalah seorang Muslim yang taat, dan memerintah selama Dinasti Ayyubi di wilayah Levant (Syria modern, Lebanon, dan sebagian besar Israel). Dia percaya bahwa merebut kembali Baitul Maqdis dari pasukan Salib adalah tugas suci yang diperintahkan oleh Allah.
2. Kebanggaan Nasional: Selain faktor agama, Salahuddin Al-Ayyubi juga merasa terpanggil untuk merebut kembali Baitul Maqdis sebagai bagian dari upaya untuk mengembalikan wilayah Levant kepada rakyat Muslim. Dia juga ingin menunjukkan kekuatan militer dan keberanian bangsa Muslim kepada dunia.
3. Reaksi terhadap Serangan Salib: Salahuddin Al-Ayyubi merespons serangan Salib pada tahun 1099, di mana pasukan Kristen merebut Baitul Maqdis dan membunuh banyak orang Muslim, termasuk wanita dan anak-anak. Kemenangan pasukan Salib adalah pukulan besar bagi umat Islam, dan Salahuddin Al-Ayyubi bersumpah untuk merebut kembali kota suci tersebut.
4. Persatuan Muslim: Salahuddin Al-Ayyubi memahami bahwa persatuan Muslim adalah kunci untuk merebut kembali Baitul Maqdis. Oleh karena itu, dia berusaha untuk menyatukan seluruh umat Islam di wilayah Levant, termasuk Sunni dan Syiah, untuk bekerja sama dalam melawan pasukan Salib.

Dalam rangka mencapai tujuannya, Salahuddin Al-Ayyubi memimpin pasukan Muslim dalam serangkaian pertempuran melawan pasukan Salib di Levant. Akhirnya, pada tahun 1187, dia berhasil merebut kembali Baitul Maqdis setelah pertempuran yang terkenal di Hattin, dan kemudian memenangkan serangkaian pertempuran lainnya untuk mengusir pasukan Salib dari Levant.