Jawaban:

Hibah adalah suatu perbuatan hukum di mana seseorang (pemberi) memberikan suatu kekayaan kepada orang lain (penerima) secara cuma-cuma, tanpa ada kewajiban untuk meminta imbalan atau balasan apapun dari penerima. Dalam hukum perdata, hibah merupakan salah satu bentuk perjanjian yang sah dan mengikat antara pemberi dan penerima.

Namun, meskipun hibah telah dilakukan dan telah terjadi pemindahan hak atas kekayaan tersebut dari pemberi kepada penerima, tetap saja pemberi masih memiliki hak untuk mencabut hibah yang telah diberikan tersebut.

Pemberi dapat mencabut hibah jika terdapat alasan yang sah, seperti:

1. Kebutuhan mendesak: Pemberi dapat mencabut hibah jika terdapat kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi dan kekayaan yang dihibahkan merupakan satu-satunya sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Pelanggaran kewajiban: Pemberi dapat mencabut hibah jika penerima melanggar kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian hibah tersebut, misalnya tidak menjaga atau merawat kekayaan yang dihibahkan dengan baik.
3. Kehilangan kepercayaan: Pemberi dapat mencabut hibah jika terdapat tindakan atau perilaku penerima yang merugikan pemberi atau menyebabkan pemberi kehilangan kepercayaan terhadap penerima, misalnya penerima melakukan penipuan atau penggelapan.

Namun, penting untuk diingat bahwa pencabutan hibah harus dilakukan dengan cara yang sah dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Jika pemberi mencabut hibah tanpa alasan yang sah atau tidak sesuai dengan ketentuan hukum, maka tindakan tersebut dapat dianggap sebagai perbuatan melawan hukum dan dapat dikenakan sanksi pidana atau perdata.

Penjelasan: