Tarian Kipas Pakarena merupakan warisan seni tradisional dari masyarakat Gowa, yang dulunya merupakan wilayah Kerajaan Gowa. Tarian ini memiliki latar belakang kisah yang menarik. Kisahnya bermula dari perpisahan antara penghuni Boting Langi, yang merupakan negeri surgawi, dengan penghuni Lino, yang merupakan dunia manusia.

Sebelum berpisah, penghuni Boting Langi mengajarkan kepada penghuni Lino cara hidup yang baik, seperti bercocok tanam, beternak, dan berburu. Mereka memberikan pesan agar manusia tidak putus asa dalam menghadapi perjuangan hidup, meskipun terkadang menghadapi kesulitan. Pesan ini mengajarkan pentingnya usaha dan ketekunan dalam mencari nafkah serta mempertahankan kehidupan.

Rangkaian gerakan dalam tarian Kipas Pakarena menggambarkan perjalanan kehidupan manusia yang penuh dengan perputaran, mirip dengan perputaran bumi. Gerakan tarian tersebut memvisualisasikan ajaran-ajaran yang diajarkan oleh penghuni Boting Langi, seperti kehidupan sehari-hari, usaha untuk mencari nafkah, serta harapan untuk memperoleh pahala yang melimpah di akhirat.

Tarian Kipas Pakarena menjadi simbol penghormatan dan penghargaan terhadap ajaran-ajaran yang telah diwariskan oleh penghuni Boting Langi. Melalui gerakan-gerakan yang indah dan beriringan, tarian ini mengabadikan nilai-nilai kehidupan yang berharga dan menginspirasi masyarakat Gowa dalam menjalani kehidupan mereka.