Indonesia memperoleh kemerdekaannya melalui serangkaian perjuangan yang melibatkan berbagai perjanjian dan perundingan dengan pihak Belanda. Berikut adalah beberapa perjanjian yang signifikan dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia:

1. Perjanjian Linggarjati (1946): Perjanjian ini ditandatangani antara pemerintah Republik Indonesia (diwakili oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta) dengan pemerintah Belanda. Perjanjian ini memuat kesepakatan untuk mengakhiri Agresi Militer Belanda I dan membuka jalan bagi negosiasi yang lebih lanjut untuk menentukan status Indonesia.

2. Perjanjian Renville (1948): Perjanjian ini ditandatangani di atas kapal perang USS Renville antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Belanda. Perjanjian ini menghasilkan gencatan senjata dalam Perang Kemerdekaan Indonesia serta pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN) yang bertugas memfasilitasi perundingan lanjutan.

3. Persetujuan Roem-Roijen (1949): Persetujuan ini dicapai antara delegasi Indonesia (Roem dan Sultan Hamid II) dengan delegasi Belanda (Dr. van Roijen). Perjanjian ini menyepakati pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda dan pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai bentuk negara federal.

4. Konferensi Meja Bundar (KMB) (1949): Konferensi ini diadakan di Den Haag, Belanda, dan melibatkan delegasi Indonesia dan Belanda, serta mediator dari negara-negara yang tergabung dalam KTN. Konferensi ini menghasilkan penandatanganan Perjanjian KMB yang menyatakan pengakuan penuh kemerdekaan Republik Indonesia.

5. Proklamasi Kemerdekaan (1945): Meskipun bukan perjanjian formal, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan langkah penting dalam perjalanan menuju kemerdekaan. Proklamasi ini diumumkan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai tindakan politik yang menyatakan berdirinya negara Indonesia Merdeka.

Perjanjian-perjanjian tersebut mencerminkan upaya diplomasi dan negosiasi yang dilakukan oleh pihak Indonesia untuk mendapatkan pengakuan internasional terhadap kemerdekaannya. Meskipun demikian, perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia tidak selalu mulus dan terkadang diwarnai oleh konflik dan perang, termasuk Agresi Militer Belanda I dan II.