Tujuan dari membangun masjid yang indah dan megah serta menghiasinya dengan berbagai macam perhiasan bisa bervariasi tergantung pada niat dan keyakinan pribadi Al Walid bin Abdul Malik atau pemerintahannya. Berikut beberapa kemungkinan tujuan di balik tindakan tersebut:

1. Menghormati dan memuliakan tempat ibadah: Banyak pemimpin dan pemerintahan Muslim yang berusaha untuk menghormati tempat ibadah, terutama masjid, sebagai simbol keagungan dan tempat suci dalam Islam. Dengan membangun masjid yang indah dan megah, serta menghiasinya dengan perhiasan, mereka ingin memuliakan tempat ibadah dan menunjukkan kebesaran agama Islam.

2. Meningkatkan keindahan dan kekayaan arsitektur: Beberapa pemerintah membangun masjid yang indah dan megah untuk memperindah kota atau wilayah mereka. Bangunan yang menakjubkan secara arsitektur dapat menarik perhatian wisatawan, meningkatkan industri pariwisata, dan memberikan kebanggaan pada masyarakat setempat.

3. Memperkuat identitas dan kekuatan politik: Membangun masjid yang indah dan megah juga bisa menjadi simbol kekuatan politik dan identitas agama. Hal ini dapat digunakan oleh pemerintah untuk memperkuat otoritas mereka dan mendapatkan dukungan dari masyarakat yang taat beragama.

4. Memfasilitasi kegiatan keagamaan: Masjid yang besar dan megah dapat menampung lebih banyak jamaah, memungkinkan pelaksanaan ibadah berjamaah dengan lebih baik. Selain itu, dengan adanya fasilitas yang memadai, seperti perpustakaan, aula pengajian, atau ruang pertemuan, masjid dapat digunakan untuk kegiatan keagamaan yang lebih luas, seperti kajian agama, pendidikan, dan bantuan sosial bagi masyarakat.

5. Meningkatkan kehadiran Islam dalam masyarakat: Melalui pembangunan masjid yang indah dan megah, pemerintah dapat mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan, seperti shalat, pengajian, dan kajian agama. Hal ini bisa berdampak positif dalam memperkuat kehadiran agama Islam dalam masyarakat.

Perlu dicatat bahwa tujuan di atas bersifat umum dan dapat bervariasi tergantung pada konteks historis, budaya, dan politik pada saat itu.