Sejarah tentang perlawanan terhadap belanda

Berikut ini adalah pertanyaan dari gembek4222 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Sejarah tentang perlawanan terhadap belanda

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

  • Perang Padri

Perang Padri diawali dengan konflik antara Kaum Padri dengan Kaum Adat terkait pemurnian agama Islam di Sumatra Barat. Kaum Adat masih sering melakukan kebiasaan yang bertentangan dengan Islam, seperti berjudi dan mabuk-mabukan. Kaum Padri yang terdiri dari para ulama menasehati Kaum Adat untuk menghentikan kebiasaan tersebut, Kaum Adat menolaknya, sehingga terjadi perang yang berlangsung tahun 1803–1821. Perang diakhiri dengan kekalahan Kaum Adat

  • Perang Pattimura

Pada 1817, Belanda berusaha menguasai Maluku dengan monopoli perdagangan. Rakyat Maluku yang dipimpin Thomas Matulessy (Pattimura) menolaknya dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Pertempuran sengit terjadi di Benteng Duurstede, Saparua. Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran, sehingga rakyat Maluku terdesak. Perlawanan rakyat Maluku melemah akibat tertangkapnya Pattimura dan Martha Christina Tiahahu.

  • Perang Diponegoro

Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dialami Belanda. Perlawanan ini dipimpin Pangeran Diponegoro yang didukung pihak istana, kaum ulama, dan rakyat Yogyakarta. Perang ini terjadi karena Belanda memasang patok-patok jalan yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro. Perang ini terjadi tahun 1825–1830. Pada tahun 1827, Belanda memakai siasat perang bernama Benteng Stelsel, yaitu mendirikan benteng di setiap daerah yang dikuasai untuk mengawasi daerah sekitarnya. Antara satu benteng dan benteng lainnya dihubungkan pasukan gerak cepat, sehingga ruang gerak pasukan Diponegoro dipersempit.

  • Perang Jagaraga Bali

Perang ini terjadi akibat protes Belanda terhadap Hak Tawan Karang, yaitu aturan yang memberikan hak kepada kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas kapal asing beserta muatannya yang terdampar di Bali. Protes ini tidak membuat Bali menghapuskan Hak Tawan Karang, sehingga Belanda melakukan serangan dan terjadilah perang puputan (habis-habisan) antara kerajaan-kerajaan Bali yang dipimpin I Gusti Ketut Jelantik dengan Belanda. Belanda berhasil memenangkan peperangan tersebut dan menguasai Bali karena kekuatan militernya yang lebih unggul.

  • Perang Banjar

Perang ini dilatarbelakangi oleh Belanda yang ingin menguasai kekayaan alam Banjar, serta sikap ikut campur pihak Belanda dalam urusan kesultanan. Akibatnya, rakyat yang dipimpin Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari melakukan perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1859. Serangkaian pertempuran terus terjadi hingga Belanda menambahkan kekuatan militernya. Pasukan Pangeran Hidayatullah kalah, karena pasukan Belanda lebih unggul dari segi jumlah pasukan, keterampilan perang pasukannya, dan peralatan perangnya. Perlawanan rakyat Banjar mulai melemah ketika Pangeran Hidayatullah tertangkap dan dibuang ke Pulau Jawa, sementara itu Pangeran Antasari masih melakukan perlawanan secara gerilya hingga ia wafat.

  • Perang Aceh

Perang Aceh dilatarbelakangi Traktat Sumatra (1871) yang menyebutkan bahwa Belanda bebas meluaskan wilayah di Sumatra termasuk Aceh. Hal ini ditentang Teuku Cik Ditiro, Cut Mutia, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan Panglima Polim. Belanda mendapatkan perlawanan sengit dari rakyat Aceh. Rakyat Aceh berperang dengan jihad, sehingga semangatnya untuk melawan Belanda sangat kuat.

  • Perlawanan Rakyat Batak

Perlawanan rakyat Batak dipimpin Sisingamangaraja XII. Latar belakang perlawanan ini adalah bangsa Belanda berusaha menguasai seluruh tanah Batak dan disertai dengan penyebaran agama Kristen. Sisingamangaraja XII masih melawan Belanda sampai akhir abad ke-19. Namun, gerak pasukan Sisingamangaraja XII semakin menyempit. Pada akhirnya, Sisingamangaraja XII wafat ditembak serdadu Marsose, dan Belanda menguasai tanah Batak.

Penjelasan:

Penyebab perlawanan sebelum abad ke 20 belum berhasil

  1. perlawanan tergantung pada pemimpin
  2. mudah diadu domba oleh musuh
  3. bersifat sporadis atau masih tesebar
  4. besifat kedaerahan dan belum terorganisir

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh dariniaja778 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 25 May 23