Perjuangan diplomasi yang pernah dilaksanakan pemerintah Indonesia diantaranya:

1. Perundingan Philip Christison (10 Februari-12 Maret 1946)
2. Perundingan Hooge-Veluwe (14-25 April 1946)
3. Perjanjian Linggarjati (15 November 1946)
4. Perjanjian Renville (17 Januari 1948)
5. Perjanjian Roem-Royen (7 Mei 1949)
6. Konferensi Meja Bundar (23 Agustus-2 November 1949)

Penjelasan:

Setelah proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih terus melakukan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan yang telah dicapai. Perjuangan ini dilakukan bangsa Indonesia dengan fisik maupun non-fisik. Perjuangan secara non-fisik dilakukan untuk menghindari tindakan sekutu yang sewenang-wenang. Perjuangan ini dilakukan pemerintah dengan melakukan perjanjian atau perundingan dengan pihak sekutu. Perundingan ini dapat disebut sebagai perjuangan diplomasi yang dilakukan bangsa Indonesia.

Berbagai perjuangan diplomasi yang dilakukan bangsa Indonesia diantaranya:

1. Perundingan Philip Christison (10 Februari-12 Maret 1946), Perundingan ini dilakukan sebagai bentuk diskusi antara Indonesia dan Belanda untuk menyepakati kedaulatan Indonesia, yakni bentuk negara dan usulan daftar wilayah yang akan menjadi bagian dari Republik Indonesia.
2. Perundingan Hooge-Veluwe (14-25 April 1946), Pada perundingan ini, delegasi Indonesia berharap mendapatkan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia secara de facto dari Belanda, yaitu pengakuan atas Pulau Jawa dan Sumatera sebagai bagian dari Indonesia. Namun, Belanda hanya mengakui wilayah Indonesia terdiri dari Pulau Jawa dan Madura.
3. Perjanjian Linggarjati (15 November 1946), Perundingan ini merupakan perundingan lanjutan dari perundingan sebelumnya dimana Indonesia mendesak Belanda untuk mengakui kedaulatan Indonesia yang lainnya. Akhirnya dari perundingan ini, Belanda mengakui wilayah Republik Indonesia atas pulau Jawa, Sumatera dan Madura. Namun, perjanjian ini dilanggar oleh Belanda dengan melakukan Agresi Militer 1.
4. Perjanjian Renville (17 Januari 1948), Perundingan ini diadakan sebagai tindak lanjut Indonesia atas agresi militer yang dilakukan Belanda. Dalam perundingan ini juga Indonesia mendesak Belanda mengakui wilayah Republik Indonesia yang lainnya. Perjanjian ini menghasilkan wilayah Indonesia yang diakui Belanda meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera yang dipisahkan oleh garis demarkasi yang disebut Garis Van Mook. Perjanjian ini dilanggar kembali oleh Belanda dengan melakukan Agresi Militer 2.
5. Perjanjian Roem-Royen (7 Mei 1949), Perundingan ini dilakukan akibat desakan PBB untuk segera mengadakan forum resmi penyelesaian konflik Indonesia-Belanda, yakni Konferensi Meja Bundar (KMB). Perundingan ini menghasilkan pengembalian pusat pemerintah Indonesia ke Yogyakarta dan kesepakatan pelaksanakaan KMB di Den Haag, Belanda.
6. Konferensi Meja Bundar (23 Agustus-2 November 1949), KMB diadakan di Den Haag, Belanda dengan tujuan untuk mengakhiri perselisihan antara Indonesia dengan Belanda. Perundingan ini merupakan akhir dari perjuangan diplomasi Indonesia dimana Belanda mengakui kedaulatan indonesia dengan membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).

Pelajari lebih lanjut:

1. Perjuangan fisik untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia: yomemimo.com/tugas/39286308

----------------------------------------------------------        

Detail jawaban  

Kelas: 11

Mapel: Sejarah

Bab: Bab 6 - Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Kode: 11.3.6

#AyoBelajar