Berikut ini adalah pertanyaan dari sifaazzahra80 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
1. Fosil Pertama Homo Erectus Ditemukan di Indonesia
Fosil Homo Erectus pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Nama ‘Homo Erectus’ memiliki arti ‘manusia yang berdiri tegak.’ Pada tahun itu, Dubois bersama timnya menemukan fosil tulang paha dan tulang tempurung kepala.
Saat menemukan fosil tersebut, Dubois menamakan fosil temuannya dengan sebutan Pithecanthropus Erectus. Dari hasil penelitian Dubois, diketahui bahwa Pithecanthropus Erectus atau Homo Erectus merupakan manusia purba dengan rupa seperti kera namun berjalan dengan tegak.
Ia memperkirakan manusia purba tersebut memiliki volume otak antara 750 hingga 1350 cc dengan tinggi badan sekitar 165 hingga 180 cm. Selain itu, Dubois menduga, postur tubuh manusia purba ini berpostur tegap, namun tidak setegap meganthropus.
Perihal rupanya, Homo Erectus diperkirakan memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi dari sisi ke sisi. Tak hanya itu, Dubois memperkirakan, Homo Erectus memiliki hidung yang tebal dan wajah menonjol ke depan dengan dahi miring ke belakang.
Soal cara hidupnya, Dubois menduga bahwa manusia purba tersebut hidup dengan cara berburu yang kemudian dikumpulkan. Hidupnya, diperkirakan, secara nomaden dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Tak Hanya Ditemukan di Indonesia
Penemuan pertama Homo Erectus memang di Indonesia. Namun, berdasarkan penelusuran para ilmuwan ditemukan fosil Homo Erectus di beberapa tempat lainnya di luar negeri. Pada tahun 1920-an, Johan Gunnar Anderson dan Walter Granger menemukan fosil Homo Erectus di Tiongkok. Fosil yang ditemukan kisaran tahun 1923-1927 itu disebut sebagai Manusia Peking.
Lalu, pada tahun 1974, Kamoya Kimeu menemukan fosil Homo Erectus di Kenya. Dari hasil temuannya, diketahui bahwa fosil tersebut meninggal lantaran keracunan vitamin A. Kesimpulan itu didasari pada kandungan dosis tinggi vitamin A pada tulang pahanya.
Pada tahun 1984, Kimeu berhasil menemukan lagi fosil Homo Erectus di wilayah Barat Turkana dari Kenya. Fosil hasil temuannya kala itu berupa fosil anak dari Homo Erectus yang diperkirakan berumur 1,6 juta tahun yang lalu. Diperkirakan, fosil itu meninggal pada usia 8 tahun.
Kemudian, pada tahun 1991, David Lordkipanidze menemukan fosil Homo Erectus berjenis kelamin laki-laki. Fosil itu menunjukkan bahwa usia dari fosil itu sebelum meninggal sudah cukup tua. Hal itu didasari dari adanya proses kehilangan gigi lantaran telah terjadi degradasi rahang sebelum kematiannya sekitar 1,7 juta tahun silam.
Dan, pada tahun 2014, diketahui bahwa Homo Erectus pernah mendiami daerah Semenanjung Arab, Arab Saudi. Penemuan itu diprakarsai oleh tim peneliti dari Australian National University.
3. Homo Erectus Dari Arab Punah Lantaran Kemalasan
Berdasarkan Jurnal PLOS One yang diterbitkan pada 27 Juli 2018, para Arkeolog dari Australian National University menemukan bahwa Homo Erectus yang bermukim di Arab Saudi punah karena rasa malasnya.
Dari hasil temuan tersebut diketahui bahwa spesies Homo Erectus di Arab tidak melakukan upaya maksimal untuk membuat alat dan mencari persediaan bahan makanan. Faktanya, spesies tersebut justru memilih tinggal di tempat-tempat yang memiliki akses mudah untuk mendapatkan air dan batu.
Padahal, berdasarkan hasil penelusuran para ilmuwan dari Australian National University, ditemukan batu dengan kualitas lebih tinggi di sekitar perbukitan yang letaknya agak jauh dari tempat spesies Homo Erectus tersebut tinggal. Dari hasil pemeriksaan, daerah tersebut tidak ditemukan adanya aktivitas dari spesies tersebut.
4. Penelitian Terbaru Menemukan Bahwa Homo Erectus merupakan Kaum Pelaut
Daniel Everett, Professor Bidang Studi Dunia dari Universitas Bentley menemukan bahwa Homo Erectus merupakan kaum pelaut. Dasar pemikirannya itu berasal dari temuan hubungan antara Homo Erectus dengan Homo Floresiensis yang ditemukan di Flores. Ia menemukan bahwa Homo Floresiensis merupakan keturunan dari Homo Erectus.
Ditemukannya hubungan itu menunjukkan bahwa Homo Erectus tidak memiliki hambatan dalam menjelajahi samudra hingga akhirnya memiliki keturunan berupa manusia purba Homo Floresiensis. Ia menduga, saat melakukan pelayaran, kaum Homo Erectus sudah mampu menyiapkan bekal untuk perjalanan jauh. Dalam sekali perjalanan, Everett menduga, terdapat satu kelompok Homo Erectus dengan beranggotakan 20 orang.
Kemampuan Homo Erectus dalam melakukan pelayaran itu membuka tabir baru. Everett menyatakan bahwa berdasarkan kemampuan berlayarnya, dapat dikatakan bahwa manusia purba Homo Erectus sudah mampu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Sebab, untuk dapat berlayar dibutuhkan koordinasi dan komunikasi antar anggota dalam satu kelompok. Harus ada koordinasi dalam hal mendayung dan ada sosok tertentu yang berperan sebagai pemegang komando
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ravimahira746 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 15 Oct 22