Berikut ini adalah pertanyaan dari YongLex9260 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Penjajahan kolonialisme Hindia Belanda dalam kurun waktu 350 tahun banyak menimbulkan korban jiwa, harta dan tentunya sangat menyengsarakan rakyat Indonesia. Tidak sedikit perlawanan dilakukan di seluruh penjuru negeri untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan Kolonial Hindia Belanda. Banyak pula para tokoh perlawanan yang gugur saat memimpin para pejuang di berbagai pertempuran. Salah satunya adalah para pejuang pembebasan di Maluku yang lebih dikenal dengan perang Maluku.
Perlawanan terhadap penjajahan kolonial Hindia Belanda dimulai sejak kedatangan bangsa barat ke Indonesia dan membentuk kongsi dagang antar pedagang Hindia Belanda bernama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Dengan adanya kongsi dagang ini, rakyat Indonesia semakin sengsara karena mereka hanya dimanfaatkan oleh pihak VOC, hingga muncullah beberapa perlawanan dari beberapa daerah di Indonesia, termasuk Maluku.
Bangsa portugis adalah bangsa Eropa pertama yang berhasil menguasai Maluku pada tahun 1512, kemudian disusul oleh bangsa Spanyol dan bangsa Inggris pada tahun 1811. Berdasarkan Convention of London (1814), daerah Maluku diserahkan Inggris kepada Belanda. Belanda kemudian menerapkan praktek monopoli perdagangan di wilayah ini, dan melakukan tindakan-tindakan lain yang sangat merugikan rakyat Maluku.
Adapun, tindakan yang merugikan masyarakat Maluku antara lain pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongitochten) dan ekstrirpasi yaitu aksi penebangan pohon pala dan cengkeh yang melanggar aturan monopoli.
Akibat penderitaan yang dialami rakyat maluku, akhirnya mereka bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Thomas Matulessy yang lebih dikenal sebagai Kapitan Pattimura. Pada saat pecah perang melawan penjajah, raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sifat kesatria.
Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede di Saparua, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath. Kemenangan yang gemilang menambah semangat juang rakyat Maluku, sehingga perlawanan meluas ke daerah lainnya seperti Jazirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.
Menghadapi kekalahan tersebut, Belanda tidak tinggal diam hingga pada bulan Juli 1817 Belanda mendatangkan bala bantuan berupa kapal perang yang dilengkapi dengan Meriam-meriam. Benteng Duurstede yang dikuasai oleh Pattimura dihujani Meriam-meriam yang ditembakan dari laut dan akhirnya benteng tersebut berhasil dikuasai kembali oleh Belanda.
Sayangnya, perjuangan Pattimura harus terhenti karena adanya politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Dimana, Kapitan Pattimura bersama teman-temannya berhasil ditangkap dan mengakhiri perjuangannya di tiang gantungan pada 16 Desember 1817 di kota Ambon.
Untuk jasa dan pengorbanan dari Kapitan Pattimura ini maka beliau dikukuhkan sebagai pahlawan perjuangan Kemerdekaan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Penjelasan:
jadikan jawaban terbaik!!1
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh imaju256 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 08 Jun 21