Jawaban:

a. membentuk departemen khusus pendidikan dan penerjemah

Khalifah Al -Hakim (1021 M) salah seorang Khalifah Fatimiyyah yang pernah membentuk lembaga Darul Hikam pada masanya. Ketika Dinasti Ayyubiyah, Salahuddin Al-Ayyubi mengubah lembaga tersebut menjadi Departemen Pendidikan dan Penerjemahan. Departemen tersebut mampu dan berhasil menerjemahkan dari bahasa asing ke bahasa Arab.

b. Mengubah Al-Azhar

Al-Azhar dibangun pada masa kekhalifahan Fatimiyah yang saat itu dipimpin oleh Mu'izli Dinillah (341-365 H / 952-975 M). Pada awalnya Al-Azhar dibangun untuk masjid dan pembangunannya dipimpin oleh panglima Jauhar As-Saghiri pada tahun 363 H / 974 M. Namun seiring perkembangannya, masjid tersebut berkembang menjadi lembaga pendidikan sebagai corong pengajaran paham Syi'ah.

Namun pada saat Mesir jatuh ke tangan Dinasti Ayyubiyah pada tahun 570H/1174M di bawah komando Sultan Salahuddin, sehingga universitas Al-azhar pun berada dibawah kekuasaan Sultan Salahuddin. Kemudian, sultan salahuddin mengeluarkan kebijakan untuk menghapus paham Syiah dan mengubahnya menjadi paham Sunni. Oleh karena itulah Universitas Al-azhar dapat berkembang menjadi semakin pesat. Pada saat kota Baghdad diserang oleh tentara Mongol atau Tar-Tar pda thun 656H/1258M, Al-azhar masih tetap bertahan berkat perlindungan Ayyubiyah. Pada saat bangsa Inggris menjajah Mesir, pada saat itu al-azhar banyak mendapat tekanan dan kesulitan. Namun bangsa Inggris tetap menghargai Al-azhar sebagai lembaga pendidikan bangsa Islam sedunia.

Pada abad ke 19M, Al-azhar kembali mengalami perkembangan ketika seorang tokoh pembaru Islam yang bernama Muhammad Abduh, yg juga menjadikan universitas dalam bentuk perguruan yg dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya baik dlm maupun di luar negeri. Muhammad Abduh membuka beberapa fakultas dan jurusan ilmu seperti filsafat, farmasi, kedokteran, teknologi, dll. Akhirnya sistem pendidikan s

yg dikembangkan oleh Al azhar banyak diikuti dan diadopsi oleh berbagai lembaga pendidikan islam di belahan dunia termasuk Indonesia.

c. Membangun lembaga² pendidikan di setiap kota

Pusat pusat ilmu pengetahuan terdapat di berbagai kota seperti Kairo, Damaskus, Hadramaut, dan Yaman. Contoh lembaga lembaga tersebut, yaitu :

1)As-Sauhiyah (1239M), sebagai pusat pengajaran hukum menurut empat mazhab

2)Darul Hadis Al-Kamillah (1222M), sebagai pusat pengajaran hadis dan ilmu hadis.

Lewat jalur pendidikan ia memperbanyak madrasah beraliran Sunni dan membiayainya untuk mengikis pengaruh Syi'ah yg telah lama dibangun Dinasti Fatimiyyah.

d. Memperkenalkan sekolah madrasah

Pada masa Salahudin, Syiria menjadi kota pendidikan yg besar. Ibnu Jubair yg mengunjungi Damaskus pada tahun 1184M,mendapati sekitar 20 madrasah bebas biaya di kota ini. Kemudian Salahuddin memperkenalkan sekolah model madrasah ini ke Mesir, Yerusalem, dan Hejaz. Salah satu akademi terkemuka pada masa itu adalah Akademi Ash Shalahiyah di Kairo, Pada masa khalifah Al-Adil juga dibangun madrasah dengan nama Al-Adliyah di Damaskus.