Berikut ini adalah pertanyaan dari nadiafaza354 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
pliss besok di kumpul
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Radin Inten II merupakan putra dari Radin Inten Kesuma II dan cucu dari Radin Inten I. Beliau lahir di desa Kuripan, yang sekarang dikenal sebagai Lampung pada tahun 1834. Beliau merupakan keturunan darah biru yang bersaudara dengan kerajaan Banten. Radin Inten termasuk seorang penentang Belanda yang tidak menghendaki adanya kolonialisme di bumi pertiwi. Beliau dikenal sebagai pemimpin sekaligus panglima perang yang tak hanya memiliki fisik yang, namun juga pemikiran yang cemerlang.
Radin Inten II merupakan putra tunggal dari Radin Imba II yang berkembang dan dibesarkan oleh Ibunya, Ratu Mas dan keluarganya ditengah hutan dan dengan penuh kerahasiaan. Sedangkan Radin Imba II adalah putra Radin Inten I.
Berdasarkan silsilah, Radin Inten I adalah keturunan dari Ratu Darah Putih, Minak Gejala Ratu atau Muhammad Aji Saka putra dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang bergantung agama Islam di Keratuan Pugung, Lampung Timur sekitar abad 15.
Pada tahun 1850, saat Radin Inten II berusia 15 tahun, Radin Inten II dinobatkan sebagai penerus Radin Imba II. Radin Inten II belajar tahta kepemimpinan dengan dinobatkan sebagai Ratu (Raja) di Keratuan Darah Putih atau Negara Ratu. Penobatannya dilakukan oleh seorang ulama dari Banten bernama H. Wakhia, disaksikan oleh para pengikut dan rakyat Lampung.
Perjuangan Melawan Belanda
Dari teraslampung.com, pada zaman itu Belanda menggap Radin Inten II sebagai pemuda yang jenius dan berani melakukan perlawanan terhadap Belanda.
pada tahun 1851 Belanda mengirimkan 400 pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tuch. Pasukan Belanda menyerang Benteng Merambung. Radin Inten II dan pasukannya menghadapi serangan tersebut dengan gagah berani. Alhasil, Belanda kalah total.
Seusai mengalami kekalahan, dua tahun kemudian (1853), Belanda mengajukan perdamaian. Isi perdamaian itu adalah: Radin Inten II melaporkan penyerangan. Usulan perdamaian itu diterima Radin Inten II dan perang pun
Namun tenang itu hanya berlangsung selama dua tahun suasana tahun 1855.Sebab, pada 1856 Radin Inten II kembali menyerang Belanda. Karena kewalahan menghadapi serangan pasukan Radin Inten II, Belanda meminta bantuan bala bantuan tentara dari Batavia. Pasukan Belanda yang datang dari Batavia itu di bawah pimpinan Kolonel Welleson dibantu oleh Walikota Nauta, Walikota Van Costade, dan Walikota AWP Weitzel.
Tidak tanggung-tanggung, pasukan Belanda dari Batavia diangkut dengan sembilan kapal perang. Itu masih ditambah tiga kapal pengangkut peralatan, serta puluhan perahu mayung dan hujung yang macet 1.000 serdadu Belanda, 350 perwira, ditambah pasukan Gurka dari Afrika, 12 tahun besar dan 30 satuan zeni. Kapal-kapal tersebut melakukan pendaratan di Pulau Sikepal yang berada di daerah Teluk, Tanjung Tua.
Selanjutnya, pada tanggal 13 Agustus 1896, Belanda melakukan penyerbuan di pagi hari dari Pulau Sikepal. Pada tanggal 16 Agustus 1856, pasukan Belanda yang dipimpin Kolonel Welleson, Bersiap melakukan penyerangan terhadap Radin Inten II dengan menyerang Benteng Bendulu melalui daerah Ujau dan Kenali dan Belanda berhasil menguasai Benteng tersebut.
Untuk melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, Radin Inten II melakukan perlawanan dengan cara bergerilnya menggunakan senjata yang tidak seimbang. Karena terusik dengan pergerakan radin II, Belanda berusaha mencari dan menangkap Radin Inten II di beberapa tempat persembunyiannya.
Berbagai cara dilakukan Belanda, agar dapat menangkap pemuda yang tangguh dan cerdas tersebut. Merasa kesulitan menangkap Radin Inten II, Belanda membabi buta melakukan cara-cara yang tidak pada tempatnya. Pasukan Belanda menangkap saudara dan orang terdekat Radin Inten II, baik itu istri, lalu anak dan menantu serta saudara-saudara teman seperjuangannya.
Kelicikan Belanda
Karena merasa kesulitan, akhirnya Belanda melakukan tipu muslihatnya dengan memanfaatkan orang lampung sendiri.Belanda berhasil membujuk Radin Ngerapat yang merupakan kelamanya (paman) dari Radin Inten II sendiri.
Radin Ngerapat merasa sakit hati karena pernah mendapat izin dari Radin Inten II, sehingga mau menuruti dan melakukan perintah Belanda untuk menjebak Radin Inten II. Sementara Radin Inten II menegakkan hukum seadil-adilnya dan tidak pandang bulu, baik itu kepada laporan yang ada yang salah harus sekalipun itu adalah saudara atau kerabatnya sendiri.
pnls:_dnadia._
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh heyyo123go dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 05 Jul 21