Jawaban:

Om Swastyastu

Sebagaimana kita ketahui bahwa Kitab Weda Sruti itu adalah kitab yang diturunkan langsung Ida Sanghyang Widhi Wasa melalui para Maharesi Suci dalam bahasa Daivivak ( bahasa ilahi).

Bahasa Daivivak hanya dipahami oleh para maharesi suci saja, umat awam tidak dapat memahaminya. Oleh karena itu Maharesi Suci Veda Wyasa memerintahkan murid terpilih beliau untuk menyusun kembali Weda Sruti tersebut kedalam Weda Smerti menggunakan bahasa Sansekerta, sehingga mampu di pahami umat awam.

Namun akibat penurunan kesadaran manusia akibat Zaman Kaliyuga mereka tetap kesulitan memahami kitab Weda Smerti ini sehingga dibuatlah turunan dari kitab ini yang bisa dipakai sebagai pedoman dalam hidup sehari hari.

Itihasa adalah isi kitab Weda yang dibungkus dalam bentuk prosa atau cerita, contohnya Mahabarata dan Ramayana. Kitab kitab purana yang hanya menjelaskan perbagian kecil saja contoh Siwa Purana dan Wisnu Purana. Kitab Darsana, dan Tantra serta Tatwa lebih pada penjelasan filsafat.

Nah pewarisan agama Hindu ini baik yang dibawa oleh para maharesi dari India maupun Maharesi dari Jawa adalah sudah berupa intisari dari ajaran Weda yang begitu luas dan kompleknya, sehingga inti ajaran Weda salah satunya di Bali kita kenal dengan Weda Sirah.