contoh tembang sinom 9 baris​

Berikut ini adalah pertanyaan dari muhammadraihandaviar pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Contoh tembang sinom 9 baris​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Penjelasan:

Tembang Sinom berasal dari sebuah kata "sinom" (dalam bahasa Jawa) yang berarti pucuk daun yang baru tumbuh dan bersemi. Tembang sinom ini menggambarkan fase manusia yang sedang tumbuh dan tengah beranjak dewasa, yaitu pada masa pubertas ketika seorang anak mengalami perubahan fisik dan pematangan fungsi-fungsi seksual. Pada masa ini serorang anak sedang mengalami perubahan psikologis, seorang anak biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menentang kemapanan karena dirasa membelenggu kebebasannya dan masa dimana seorang anak sedang mencari identitas dalam diri mereka.

Watak Tembang Sinom yaitu bertema kesabaran dan keramahtamahan. Tembang ini biasanya digunakan untuk memberikan wejangan dan nasehat-nasehat yang baik.

Tembang Sinom memiliki Guru Gatra: 9 baris setiap bait (Artinya tembang Sinom ini memiliki 9 larik atau baris kalimat).

Guru Wilangan Tembang Sinom yaitu: 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12 (Artinya baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua berisi 8 suku kata, dan seterusnya). Dan Guru Lagu Tembang Sinom yaitu: a, i, a, i, i, u, a, i, a (Artinya baris pertama berakhir dengan vokal a, baris kedua berakhir vokal i, dan seterusnya).

Contoh Tembang Sinom

l) Amenangi jaman edan

Ewuh aya ing pambudi

Melu edan nora tahan

Yen tan melu anglakoni

Boya keduman melik

Kaliren wekasannipun

Dilalah kersa Allah

Begja-begjane kang lali

Luwih begja kang eling lawan waspada

(Ranggawarsita, Serat Kalatidha)

Artinya:

Mengalami zaman gila

Sulit dalam pikiran

lkut gila tidak tahan

Kalau tidak ikut melakoni

Tidak dapat bagian apa-apa

Kelaparan akhirnya

Untungnya kehendak Allah

Sebaik-baiknya orang lupa

Lebih beruntung yang senantiasa ingat dan waspada

2) Mangkya darajating praja

Kawuryan wus sunyaruri

Rurah pangrehing ukara

Karana tanpa palupi

Atilar silastuti

Sujana sarjana kelu

Kalulun kala tidha

Tidhem tandhaning dumasi

Ardayengrat dene karoban rubeda

(Rangga Warsita, Serat Kalatida)

Artinya:

Keadaan negara waktu sekarang

Sudah semakin merosot

Situasi telah menjadi rusak

Karena sudah tidak ada yang diikuti lagi

Banyak orang yang meninggalkan aturan-aturan lama

Orang cerdik terbawa arus kala tida (zaman yang penuh keraguan)

Suasana menandakan situasi yang mencekam

Karena dunia penuh dengan gangguan

3) Ratune ratu utama

Patihe patih linuwih

Pra nayaka tyas raharja

Panekare becik-becik

Parandene tan dadi

Paliyasing kala bendhu

Mandar mangkin andadra

Rubeda angribedi

Beda-beda ardaning wong sanegara.

Artinya:

Rajanya termasuk raja yang utama

Patihnya patih yang mempunyai kelebihan

Semua anak buahnya berhati baik

Pemuka-pemuka masyarakat baik

Namun semuanya itu tidak menjadi

Oleh karena daya zaman kala bendu

Bahkan semakin menjadi-jadi

Gangguan merepotkan

Berbeda-beda pikiran dan kehendak orang dalam satu negara.

4) Katetangi tangis sira

Sira sang paramengkawi

Kawileting tyas duhkita

Kataman ing reh wirangi

Dening upaya sandi

Sumaruna anerawung

Mangimur manuhara

Met pamrih melik pakoleh

Temah suka ing karsa tanpa wiweka.

Artinya:

Saat itulah hatinya menangis

Dia dalang sang pujangga

Diliputi hati yang sedih

Mendapat hinaan dan malu

Akibat perbuatan seseorang

Semula orang tersebut memberi harapan

Menghiu hatinya

Mempunyai keinginan untuk memperoleh sesuatu

Sehingga sang pujangga karena terlalu gembira tidak waspada.

5) Dasar karoban pawarta

Bebaratan udan lamis

Pinudya dadya pangarsa

Wekasan malah kawuri

Yen pinikir sayekti

Mundhak apa aneng ngayun

Andhedher kaluputan

Siniraman banyu lali

Lamun tuwuh dadi kekembanging beka.

Artinya:

Dasar hanya mendengar berita

Ibaratnya hanya kabar dimulut

Akan ditempatkan sebagai pejabat

Akhirnya malah ketipu

Kalau dipikir dengan benar

Apa gunanya menjadi pemimpin

Hanya membuat kesalahan

Disiram hati yang lupa diri

Hanya akan menjadi buah bibir belaka.

6) Ujaring panitisastra

Awewarah asung peling

Ing jaman keneng musibat

Wong ambeg jatmiko kontit

Mengkono yen niteni

Pedah apa amituhu

Pawarta lolawara

Mundhak angreranta ati

Angurbaya angiket caritaning kuna.

Artinya:

Menurut buku panitisastra

Memberi ajaran yang mengingatkan

Di zaman yang penuh gangguan dan kejahatan

Orang yang berbudi tidak terpakai

Demikian itu kalau kita teliti dengan saksama

Apa gunanya mempercayai

Kabar yang tidak jelas

Hanya akan menyusahkan hati

Lebih baik menulis cerita zaman kuna.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh lidia2089 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 02 May 22