Mengapa Mesopotamia sering diperbutkan oleh bangsa-bangsa yang tinggal di sekitarnya?

Mesopotamia sering diperbutkan oleh bangsa-bangsa yang tinggal di sekitarnya karena merupakan wilayah ini sangat subur dan memiliki aliran air yang terus menerus sepanjang tahun dari aliran sungai Eufrat dan Sungai Tigris.

Ini berbeda dengan wilayah sekitarnya yang kering dan gersang, seperti Syria dan Arabia yang berupa gurun.

Pembahasan:

Mesopotamia adalah wilayah yang terletak di sekitar sungai Eufrat dan Sungai Tigris di Timur Tengah, yang sekarang meliputi wilayah negara Iraq. Wilayah ini merupakan pusat peradaban kuno, seperti peradaban Sumeria, Babilonia, Akkadia dan Assyiria.

Peradaban tertua di daerah ini adalah peradaban Sumeria. Peradaban ini berkembang sekitar tahun 3500-3000 SM. Pertumbuhan peradaban ini ditunjang oleh aliran kedua sungai dan tanah yang sangat subur, sehingga menunjang pertanian yang intensif, mendukung populasi penduduk yang padat dan peradaban yang kompleks.

Namun selain memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi penduduknya, kesuburan dan kekayaan alam Mesopotama ini juga mengundang banyak serangan atau invasi.

Pada Oktober 536 SM, Kaisar Persia, Cyrus (Koresh) Agung menyerang Babylon, kerajaan dominan di Mesopotamia itu. Persia berhasil menaklukkan Babylon dan menguasai Mesopotamia.

Kekuasaan Persia di Mesopotamia ini berlangsung hingga serangan bangsa Yunani yang dipimpin oleh Aleksander Agung, Raja Macedonia, pada 336 SM, Aleksander berhasil mengalahkan Kaisar Darius III pada pertempuran Gaugamela, dan merebut Mesopotamia. Ia menjadikan kota Babylon sebagai ibukota barunya.

Setelah masa Aleksander, Mesopotamia dan Persia jatuh pada Kekaisaran Seleukia, yang didirikan salah satu jenderal Aleksander dari bangsa Yunani yang bernama Seleucus Nicator.

Kemudian seiring kebangkitan bangsa Persia, Mesopotamia dikuasai Dinasti Parthia dan kemudian Dinasti Sasaniyah.

Pada masa ini Mesopotamia menjadi wilayah yang diperebutkan antara Persia dan Romawi. Antara keduanya terjadi beberapa peperangan, yang berpuncak antara tahun 602–628 M, ketika Kaisar Heraclius dari Romawi Timur mengalahkan Persia.

Dinasti Sasaniyah ini kemudian melemah akibat kekalahan ini dan akhirnya bisa dikalahkan oleh pasukan Khulafaur Rasyidin yang dipimpin oleh Khalifah Umar bin Khattab.