sebutkan 3 contoh upaya untuk mengendalikan sad ripu dalam kehidupan​

Berikut ini adalah pertanyaan dari aryananda04 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Sebutkan 3 contoh upaya untuk mengendalikan sad ripu dalam kehidupan​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Sad Ripu, yaitu enam musuh yang dapat menelanjangi kita untuk jatuh ke lembah kekotoran dan neraka. Terbagi menjadi enam bagian yaitu antara lain Kama, Lobha, Krodha, Mada, Moha, Matsarya. Keenam penggoda yang senantiasa jadi bagian sisi hitam kegelapan manusia dari dulu hingga sekarang.

Mengendalikan sifat-sifat dari Sad Ripu adalah hal mutlak yang patut kita lakukan. Banyaklah kita diberikan pencerahan baik dari orang tua, guru, penglingsir, lingkungan yang baik, serta pula dari guru kerohanian agar terhindar dari sad ripu ini. Dan secara simbolis bahwa ada upacara metatah atau potong gigi yang dapat pula sebagai upacara yang berkaitan dengan pengurangan sad ripu tersebut.

Mritye janmanor’thaya jayante maranaya ca, na dharmatam na karmatham trnaniva prthagjanah.

Apan purih nikang prthagjana, tan dharma, tan kama, kasiddha denya, nghing matya donyan ahurip, doning patiya, nghing hanma muwah, ika tang prthagjana mangkana kramanya, tan hana patinya ide nika, taha pih, tan hana pahinya lawan dukut, ring kapwa pati doning janmanya, janma doning patinya.

artinya:

Sebab peri keadaan orang kebanyakan (orang yang belum mencapai tingkat filsafat) ia tidak mengerti akan hakikat dharma, dan juga tidak tahu bagaimana cara mengendalikan nafsu; yang dapat dicapainya hanyalah untuk mati tujuan mereka hidup, maksud matinya adalah hanya untuk lahir lagi; orang kebanyakan demikian keadaannyaitu, bukan mati yang dipikirkannya, cobalah pikirkan, kehidupan serupa itu tiada bedanya dengan rumput yang mati untuk tumbuh kembali, dan tumbuhnya hanya untuk menunggu matinya.

Jadi orang-orang yang belum bisa mengendalikan nafsunya, hidupnya menjadi tidak berguna, hanyalah untuk menunggu mati saja. Seperti rumput yang tumbuh hanya hidup untuk menuju kematiannya sendiri. Agar paling tidak menjadi manusia yang memiliki kegunaan, salah satu cara adalah dengan mengendalikan nafsu tersebut. Bukan sebagai manusia yang hanya menunggu mati saja.

Menahan nafsu itu pula disebutkan sebagai pengekangan pikiran. Karena nafsu berasal dari pikiran itu sendiri. Seperti disebutkan dalam :

Sarasamuscaya 80

Mano hi mulam sarvesamindrayanam pravartate, subhasubhasvavashtasu karyam tat suvyavasthitam.

Apan ikang manah ngaranya, ya ika witning indriya, maprawrtti ta ya ring subhasubhakarma, matangnyan ikang manah juga prihen kahrtanya sakareng.

Sebab yang disebut pikiran itu, adalah sumbernya nafsu, ialah yang menggerakkan perbuatan yang baik atau pun buruk; oleh karena itu, pikirkanlah yang segera patut diusahakan pengekangannya/ pengendaliannya.

Jadi pikiran itu digerakkan oleh nafsu, maka jika dalam berpikiran disediakanlah ruang untuk bagaimana mengekangnya. Itulah hakikat pengekangan nafsu tersebut yang menggerakkan pikiran itu sendiri.

Lain hal dengan kesabaran, bahwa kesabaran adalah bagaimana orang bisa mengendalikan hawa nafsunya. Yang menjadi kekayaan utama menuju kemuliaan. Seperti disebutkan dalam :

Sarasamuscaya 93

Natah srimattara kincidanyat pathyatara tatha prabhavisnorytha tata ksama sarvatra sarpvada.

Sangksepanya, ksama ikang paramarthaning pinakadrbya, pinaka mas manic nika sang wenang lumage saktining indriya, noralumewihana halepnya; anghing ya wekasning pathya, pathya ngaraning pathadnapetah, tan panasar sangke marga yukti, manggeh sadhana asing parana, tan apilih ring kala.

Kesimpulannya kesabaran hati itulah yang merupakan kekayaan yang utama; itu adalah sebagai emas dan permata orang yang mampu memerangi kekuatan hawa nafsunya, yang tidak ada melebihi kemuliannya. Akan tetapi ia juga pada puncaknya pathya; pathya disebut patadanapeta, yang tidak sasar, sesat dari jalan yang benar, melainkan tetap selalu merupakan pedoman untuk mencapai setiao apa yang akan ditempuh sepanjang waktu.

Jadi mereka adalah orang yang tidak akan tersesat pada suatu jalan kebenaran, bagi mereka-mereka yang mampu mengendalikan nafsunya. Mereka adalah manusia mulia yang memiliki harta berharga yaitu kesabaran hati.

2. Lobha

Lobha artinya kerakusan. Artinya suatu sifat yang selalu menginginkan lebih melebihi kapasitas yang dimilikinya. Untuk mendapatkan kenikmatan dunia dengan merasa selalu kekurangan, walaupun ia sudah mendapatnya secara cukup. Seperti misal lobha dalam mendapatkan harta seperti disebutkan dalam :

3. Krodha

Krodha berarti sifat kemarahan. Jika berlebihan akan membawa manusia ke jurang kehancuran. Pengendalian sifat-sifat marah tentu saja akan lebih menyejukkan hati manusia dalam menjalani berbagai jalan kehidupan. Musuh akan bisa dikurangi dengan tidak melanjutkan amarah secara membabi buta, seperti terlihat pada sloka berikut :

Sarasamuscaya 96

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh situmeangraja15 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 01 Aug 21