Kesimpulan sejarah agresi belanda 1dan 2 menghargai perjuangan bangsa riau

Berikut ini adalah pertanyaan dari ariartha7104 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Kesimpulan sejarah agresi belanda 1dan 2 menghargai perjuangan bangsa riau

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Akibat dari serangan ini maka rombongan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang datang dari Halaban (Mr Syarafuddin Prawiranegara, Mr T M Hasan dan lain-lain) pada tanggal 28 Desember 1948 membatalkan rencana kepergiannya ke Pekanbaru dan membelokkan tujuannya ke Teratak Buluh, Sungai Pagar dan ke Talukkuantan. Begitu pula dengan pasukan TNI/AD dan Mob-Brig mengundurkan diri melalui rute Simpangtiga, Teratak Buluh, Lipat Kain, Pulau Gadang, Muara Mahat dan terakhir sampai di Batu Bersurat. Sedangkan Pemerintahan sipil dan anggota Keresidenan Riau mengundurkan diri ke Pantai Cermin (Tapung Kiri).

Guna melanjutkan perjuangan (perang gerilya) untuk melawan tentara Belanda, di Keresidenan Riau telah ditunjuk Mayor Akil Prawiradirja sebagai Komandan. Selanjutnya telah dapat dibentuk 4 Pasukan (mobile trove) tediri, Pasukan I dengan Komandan Kapten Arifin Ahmad membawahi daerah Pekanbaru, Sungai Apit dan Siak. Pasukan II, dengan Komandan Inspektur Polisi TKI Humala Silalahi membawahi daerah Bangkinang kuok, Muara Mahat. Pasukan III dengan Komandan Kapten Iskandar Martawijaya membawahi Bengkalis dan daerah pantai timur Pulau Sumatera.Pasukan IV, dengan komandannnya Kapten Marah Halim membawahi Rengat, Taluk Kuantan dan Tembilahan. Sebelum bulan Maret tahun 1949 Pasukan II (Mobile Trove II) telah berhasil menyusun formasi sebagai berikut: Pimpinan pasukan, Inspektur Polisi TK I Humala Silalahi (Mob-brig), dengan Wakli Pimpinan pasukan adalah Inspektur Polisi TK II Toegimin (Polisi Umum) dengan Komandan Peleton terdiri dari: Pembantu Inspektur Polisi TK II Amir Hoesin Attan (Mob-brig), Pembantu Inspektur Polisi TK II Saidi (Mob-brig) dan dari Angkatan Darat Lettu Abdul Muis), sedangkan dari pejuang-pejuang lainnya adalah Komandan Pangkalan Gerilya (KPG) Batu Bersurat Dt Bandarao Sati dan Wali Perang Moh Saleh, Markas Gerilya Pasukan II untuk pertama kalinya dipilih diatas terowongan Rantau Berangin yang merupakan hutan lebat.

Kemudian setelah mempertimbangkan aspek strategis markas gerilya Pasukan II dipindahkan ke Pulau Gadang, yaitu di Kampung Masjid yang terletak di seberang Sungai Batang Kampar Kanan. Secara sukarela rakyat Pulau Gadang menyerahkan rumah mereka. Markas Komando dipakai rumah Wana, rumah Tunin sebagai dapur umum, rumah Kayo sebagai Dt Pasih, Saoyah Nurdin, Sayang, Tamanin, Mandau Mila, Bahar dan rumah Madamai digunakan untuk keperluan pasukan II).

Pada 9 Maret 1949, Pasukan II sesuai rencana bergerak meninggalkan Pulau Gadang untuk melakukan serangan ke Kota Bangkinang dngan strategi sebagai berikut: Peleton I, dipimpin oleh Lettu Abdul Muis (Keua LVRI Kabupaten Kampar) dan Amin Ruskan bersama pejuang-pejuang yang dipimpin oleh KPG. Abdul Latief Dt Bandaro Sati, Wali Perang Moh Saleh, menyerang dari arah seberan jalan raya Bangkinang.

Peleton II dan III, dipimpin oleh PIP TK II Amir Hoesin Attan dan PIPTK II Saidi, menyerang dari arah Kampung Gadang (Sebuah Desa terletak di seberang Sungai Kampar sebelah kanan Bangkinang) sampai ke tempat tujuan. KPG H Moh. Amin (Perintis Kemerdekaan) dan Arifin Ruslan dari Kuok (mantan Ketua DPRDGR Kampar) menyerang dari arah Air Tiris.

Atas Keberhasilan Pasukan II yang merupakan perwujudan kemanunggalan ABRI dengan rakyat merebut Kota Bangkinang, maka Pasukan II mendapat julukan Heroik yakni “Pasukan Harimau Kampar”.

Untuk mengenang peristiwa pertempuran penyerangan kota Bangkinang semasa Agresi II Belanda di keresidenan Riau, maka atas prakarsa mantan Kapolda Riau (ketika itu), Brigjen (Pol) GV Soedadi, Ketua DPRD Riau (Alm) Kolonel (Inf) H Masnoer, dan Sat Brimob Polda Riau dan dukungan dari Bapak Bupati Kampar serta mantan pejuang-pejuang Pasukan II, maka pada: Peringatan Hari Bhayangkara ke 39 Tahun 1985 (12 tahun yang lalu) telah mengadakan Napak Tilas Pasukan II yang diikuti kurang lebih 300 peserta, yang berasal dari unsur TNI AD, Batalyon 132 Bima Sakti, TNI AU Lanud Rosmin Nurjadin Pekanbaru, Brimob 5131, Menwa Polsus, Hansip, Korpri Kampar dan Pramuka sera KNPI Riau.

Membuat Buku Sejarah Perjuangan Pasukan II, semasa Perang Kemerdekaan II/Agresi ke II (semasa Perang Gerilya tahun 1948/1949). Mengabadikan nama Harimau Kampar sebagai nama lapangan tembak Sat Brimob Polda Riau. Merencanakan Pembangunan Monumen Perjuangan Penyerangan Kota Bangkinang, guna mengenang jasa-jasa dan pengorbanan para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara Republik Indonesia. Serta mengenang perundingan KOMISI TIGA NEGARA (KTN) yang dihadiri oleh utusan Amerika, Belgia, Australia dan Belanda serta Indonesia bertempat di SD Rakyat Desa Empat Balai Kuok Bangkinang Riau.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh yundasrihardiati19 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 09 Jan 22