Menjelaskan biografi sunan ampel dan menjelaskan jalur silsilah

Berikut ini adalah pertanyaan dari railnet788 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Menjelaskan biografi sunan ampel dan menjelaskan jalur silsilah

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Karena itulah, Sunan Ampel menekankan prinsip Moh Limo dalam dakwahnya sebagai berikut: Moh Main (tidak berjudi) Moh Ngombe (tidak mabuk) Moh Maling (tidak mencuri) Moh Madat (tidak menghisap candu) Moh Madon (tidak berzina) Selain itu, Sunan Ampel juga mendekatkan istilah Islam dengan bahasa masyarakat setempat. Kata “salat” diganti dengan “sembahyang” (asalnya: sembah dan nyang). Tempat ibadah juga tidak dinamai musala melainkan “langgar”, mirip dengan kata “sanggar”. Kemudian, orang penuntut ilmu diberikan nama santri, yang berasal dari shastri, yaitu orang yang tahu kitab suci Hindhu (Nur Hamiyatun, Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, Vol. 5(1), 2019). Dakwah Islam Sunan Ampel juga melalui jalur politik. Dalam buku Atlas Wali Songo (2016) yang ditulis Agus Sunyoto, Sunan Ampel menjabat sebagai penguasa Surabaya menggantikan penguasa sebelumnya, Arya Lembu Sura meninggal (Hlm. 197). Sunan Ampel juga menjalin jaringan dakwah dan kekerabatan melalui perkawinan putra-putri penyebar Islam dengan penguasa Majapahit. Sebagai misal, Retna Panjawati, putri Arya Lembu Sura yang beragama Islam menikah dengan Prabu Brawijaya. Mas Murtosimah, putri Sunan Ampel dinikahkan dengan Raden Patah (Adipati Demak), dan lain sebagainya. Di Demak yang merupakan wilayah dakwah Sunan Ampel, bersama dengan Raden Patah dan penguasa wilayah setempat, ia mendirikan Masjid Agung Demak. Nama Sunan Ampel diabadikan menjadi nama salah satu dari empat tiang masjid tersebut. Dari sisi keluarganya, Sunan Ampel memiliki dua istri, yaitu Nyai Ageng Manila atau Ni Gede Manila, putri Tumenggung Wilatika dan Mas Karimah, putri Ki Wiro Suryo. Dari dua istrinya itu, Sunan Ampel memiliki tujuh anak, termasuk Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Syarifuddin (Sunan Drajat). Sunan Ampel diperkirakan meninggal pada 1481 di Demak. Ia dimakamkan di sebelah barat masjid Ampel, Surabaya.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh kayvaa dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 27 Jul 21