Jawaban:

kerajaan Melayu berhubungan dengan kerajaan luar yaitu cina dan india.

Bentuk hubungan kerajaan alam Melayu dengan China dan India:

Penjelasan:

1. Hubungan keagamaaan

2. Hubungan perdagangan

3. Hubungan budaya

Terjemahan:

Sriwijaya adalah kerajaan Melayu bercorak Buddha yang berdiri di pulau Sumatera dari abad ke-7 hingga 11 Masehi. Sriwijaya menguasai daerah yang lokasinya strategis, yaitu didekat Selat Malaka.

1. Hubungan Keagamaan

Selat Malaka ini merupakan jalur perdangan laut yang penting antara India dan China. Akibatnya banyak pedagang dan biarawan yang datang ke Sriwijaya dan menyebarkan agama Buddha.

Peranan Sriwijaya sebagai pusat perkembangan agama Buddha dicatat dalam catatan perjalanan biksu asal China, Yi Jing (ditulis I Ching dalam ejaan lama) yang berkunjung di ibukota Sriwijaya.

Yi Jing berkunjung ke Sriwijaya pada tahun 673 M, dalam perjalanannya menuju Universitas Nalanda di India yang merupakan pusat pembelajaran agama Buddha. Yijing menetap lama di Sriwijaya untuk belajar bahasa dan agama sebelum melanjutkan perjalanannya ke India.

Dalam catatanya dia menulis bahwa agama Buddha berkembang pesat dan banyak bhuksu yang belajar ajaran agama di sini. Yi Jing menyarankan para bhiksu dari China yang ingin belajar agama Buddha di India untuk singgah dulu di Sriwijaya.

2. Hubungan Perdagangan

Dengan kekuasaan yang luas di pulau Sumatera ini, Sriwijaya berhasil menguasai daerah yang lokasinya strategis, yaitu didekat Selat Malaka. Selat ini merupakan jalur perdangan laut yang penting antara India dan China. Penguasaan Sriwijaya atas selat ini memberikan Sriwijaya kendali atas perdagangan internasional dan menjadikannya kerajaan yang makmur dan kaya.

Ramainya perdagangan ini menyebabkan banyaknya pedagang dari India dan China yang berdagang di Sriwijaya.

3. Hubungan budaya

Masuknya agama Buddha diiringi dengan masuknya budaya India ke Sriwijaya. Pengaruh budaya ini terlihat dari arsitektur candi-candi di Sriwijaya.

Candi Muara Takus adalah kompleks beberapa candi yang terletak di desa Muaro Takus, kecamatan Tigabelas Koto Kampar, kabupaten Kampar, provinsi Riau. Kompleks ini terletak sekitar 128 km dari ibukota provinsi Riau, Pekanbaru. Kompleks candi-candi ini merupakan peninggalan masa kerajaan Sriwijaya. Candi-candi di kompleks ini dibangun sekitar abad ke 7 hingga 12 Masehi.

Arsitektur candi ini dipengaruhi oleh stupa yang terdapat di India.