Jawaban:

Langkah pertama adalah membahas mengenai masa kekhalifahan Dinasti Umayyah

Langkah kedua adalah menjawab soal dengan benar

Penjelasan Soal

Pada soal ini kita diminta untuk memaparkan tokoh terkenal dari Bani Umayyah yang sangat pandai berdiplomasi

Dinasti Umayyah merupakan masa kekhalifahan pertama dalam sejarah Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin. Setelah Khulafaur Rasyidin terakhir Ali bin Abi Thalib wafat, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Hasan, yang merupakan cucu dari Nabi Muhammad. Kemudian Hasan bin Ali mundur, dan Umayyah meneruskan kepemimpinan.

Pada masa kekhalifahan Bani Umayyah terdapat beberapa khalifah yang sangat berpengaruh. Di antaranya adalah Al Walid bin Abdul Malik dan Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz adalah sosok pemimpin pada saat pemerintahan Daulah Umayyah yang sangat disegani serta dapat dijadikan contoh pemimpin yang hebat dalam menentukan sebuah kebijakan. Pada masa Umar menjabat pertama kali di tahun 717-720 M terjadi revolusi, yakni saat Umar menjabat semua kebijakan dari pusat kekuasaan Dinasti Umayyah berubah dan sangat berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Jika terdapatnya kecurangan (korupsi) dalan lain sebagainya dari para gubernur maka ia akan mencabut jabatan selamanya, dan termasuk kepada gubernur non muslim di Eropa, karena pada saar itu wilayah Daulah Umayyah mempunyai wilayah yang sangat luas sekali.

Selain itu, puncaknya adalah ketika Umar mencabut semua hak istimewa bani Umayyah atas masyarakat lainnya. Harta-harta yang mereka kumpulkan selama ini dengan cara yang bathil dirampas dan dikembalikan ke baitul mal. Hal ini sangat terjadi protes dari kalangan Bani Umayyah sendiri, yang selama bertahun-tahun hidup atas kemewahan serta bergelimang harta. Adapun diplomasi Umar bin Abdul Aziz saat memerintah, dibawah naungannya Umar mengembalikan Tanah Fadak yang aslinya adalah tanah milik Bani Hasyim, yang telah dieksploitasi atas wilayah serta alamnya yang ada didalamnya. Tanah fadak ini dikembalikan kepada Bani Hasyim sebagai hak atas Sayidah Fatimah binti Rasulullah SAW dengan cara berdiplomasi dengan sifat koersif, tetapi itu semua demi kemaslahatan bersama untuk kaum muslim tidak hanya melihat dari suatu suku ataupun golongan satu muslim saja.