Jawaban:

Sejak masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, Nabi Sulaiman sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan. Di dalam al-Quran terdapat pujian yang Allah berikan kepada Beliau.

“Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik- baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya),”(QS. Shaad: 30).

Allah melimpahkan karunia yang demikian besar kepada Sulaiman as. Selain kerajaan yang besar, kekayaan yang berlimpah, Sulaiman juga diberikan kemukjizatan memimpin bala tentara dari bangsa manusia, jin dan burung. FirmanNya:

“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (QS. an-Naml: 17).

Keteladanan Sulaiman as. diperlihatkan dari keadilannya sebagai pemimpin dalam mengurusi dan menengahi persengkataan di antara rakyatnya. Ketika terjadi seseorang yang mengadu kepada Beliau karena kambing-kambing milik tetangganya merusak tanamannya, Nabi Sulaiman memberikan pemecahan yang jitu dan adil. Nabi Sulaiman memerintahkan kepada pemilik kambing itu untuk menyerahkan kambing-kambingnya kepada pemilik tanaman untuk sementara waktu sambil diambil manfaatnya sebagai ganti kerugian atas tanaman yang rusak. Lalu pemilik kambing juga diperintahkan menanami lahan-lahan si pemilik tanaman sebagai pengganti tanaman yang rusak. Apabila tanaman itu telah dapat diambil hasilnya barulah kambing-kambing itu dikembalikan kembali.

Selain itu, Nabi Sulaiman tidak kurang bersyukur kepada Allah atas segala karunia yang dilimpahkan kepadanya. Beliau sering melafalkan doa yang diabadikan dalam al-Quran.

“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. an-Naml: 19).

Itulah diantara keteladanan yang bisa kita tiru dari Nabi Sulaiman as. Sikapnya tetap rendah hati meski kerajaannya luas dan kekuasaannya meliputi jin dan binatang. Sehingga tak mudah tergoda oleh hadia kemewahaan dunia saat utusan Ratu Balqis dating ke kerajaanya. Justru Nabi Sulaiman mengingatkan akan arti bersyukur sebagai seorang hamba yang lemah dan terbatas. Semoga kita bisa mengaplikasikan hikmah dari kisah Nabi Sulaiman dalam kehidupan.

Penjelasan:

jadikan jawaban yg terbaik dan tercerdas ya guysss