Berikut ini adalah pertanyaan dari irfan24327 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Al-Makmun ar-Rasyid dilahirkan pada tanggal 15 Rabi'ul Awal 170 H atau 14 Sepetember 786 M dan meninggal dunia pada tanggal 18 Rajab 218 H atau bertepatan dengan 9 Agustus 833 M. Beliau bergelar dengan Abu al-Abbas dengan nama asli al-Ma’mun Abdullah bin ar-Rasyid bin al-Mahdi. Orang Barat memanggilnya dengan sebutan Almamon. al-Ma’mun di lahirkan enam bulan lebih dulu dari saudara sebapaknya al-Amin. al-Ma’mun lahir pada malam jum’at bertepatan dengan kemangkatan pamannya khalifah al-Hadi dan naik tahta ayahnya Harun Al-Rasyid.[1]
Al-Ma’mun adalah salah seorang Khalifah Bani Abbas, beliau anak kedua Khalifah Harun al-Rasyid dari seorang ibu asal Persia. Ibunya bekas hamba sahaya bernama Marajil, namun ibunya meninggal saat masih dalam keadaan nifas setelah melahirkan al-Ma’mun.
Al-Amin yang juga sepupunya berkedudukan lebih baik dari al-Ma’mun, disebabkan oleh ibunya yang bernama Zubaidah yang berasal dari anggota keluarga Abbasiyah, karena itu al-Amin terlebih dahulu dilantik sebagai putra mahkota yang pertama.
Sesudah diangkatnya al-Amin menjadi putra mahkota, selanjutnya Khalifah Harun ar-Rasyid melantik al-Ma’mun sebagai putra mahkota yang kedua, serta menyerahkan untuknya wilayah Khurasan sampai ke Hamdan karena ayahnya tidak memberi dearah kekuasaan terebut kepada al-Amin. Kemudaian al-Ma’mun tinggal didaerah tersebut dan menetap di Marw.[2]
Sementara itu al-Ma’mun, di samping usianya yang lebih tua, al-Ma’mun lebih cerdas dan lebih pintar mengurus segala perkara. Sebelum usia 5 tahun ia dididik agama dan membaca al-Qur’an oleh dua orang ahli yang terkenal bernama Kasai Nahvi dan Yazidi. Sejak kecil al-Ma’mun telah belajar banyak ilmu. Dia menimba ilmu hadits dari ayahnya, dari Hasyim, dari Ibad bin Al-Awam, dari Yusuf bin ‘Athiyyah, dari Abu Mu’awiyah adh-Dharir, dari Ismail bin ‘Aliyah, Hajjaj al-A’war dan Ulama-ulama lain di zamannya.[3]
Untuk untuk mendalami belajar Hadits, Harun Al-Rasyid menyerahkan al-Ma’mun kepada Imam Malik di Madinah. Kemudian beliau belajar kitab al-Muwattha, karangan Imam Malik yang sangat singkat, al-Ma’mun telah menguasai Ilmu-ilmu kesastraan, tata Negara, hukum, hadits, falsafah, astronomi, dan berbagai ilmu pengetahuaan lainnya. al-Ma’mun menghafal al-Qur’an begitu juga menafsirkannya.
Tidak seorang pun dari khalifah Bani Abbasiyyah yang lebih pintar darinya. Dia adalah seorang pembicara yang fasih dan singa podium yang lantang. Tentang kefasihannya dia berkata, “Juru bicara mu’awiyah adalah ‘Amr bin Ash, juru bicara Abdul Malik adalah Hajjaj, dan juru bicara saya adalah diri saya sendiri.” Disebutkan bahwa di dalam Bani Abbas itu ada Fatihah (pembuka), wastilah (penengah), dan Khatimah (penutup). Adapun pembukanya adalah as-Saffah, penengahnya adalah al-Ma’mun dan penutupnya adalah al-Mu’tadhid.[4]
kalo salah maaf nya
soal nya itu doang saya ngerti
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh babbydellander dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 17 Feb 22