Kegagalan GAPI dan Komisi Visman dalam menyusun perubahan ketatanegaraan Indonesia mengakibatkan tidak tercapainya tuntutan GAPI yaitu agar Indonesia berparlemen dituangkan dalam sebuah manifestasi yang berisi ajakan kerjasama dengan Belanda, guna menghadapi ancaman keamanan. Alasan kegagalan ini karena pihak Belanda yang tidak serius dan tidak ingin mengabulkan tuntutan GAPI tersebut.

Penjelasan:

Pembentukan Indonesia Berparlemen sendiri sebenarnya merupakan salah satu kegiatan GAPI yang baru berlangsung setelah Federasi. Seruan GAPI agar Indonesia mengadakan parlemen telah dimasukkan ke dalam rapat umum yang mencakup undangan untuk bekerja dengan Belanda untuk mengatasi ancaman keamanan. Untuk memenuhi tuntutan GAPI, pemerintah telah membentuk Komisi Vismen yang diketuai oleh Dr. FH Vimana.

Tujuan dibentuknya Komisi Vismen adalah untuk menyelidiki dan mempelajari berbagai perubahan dalam pemerintahan Hindia Belanda. Sayangnya, komite ini tidak benar-benar menjalankan misinya hingga Indonesia jatuh ke tangan Jepang. GAPI sendiri meragukan manfaat pembentukan Komisi Visman. Pertanyaan ini didasarkan pada pengalaman komite serupa yang dibentuk pada tahun 1918, tetapi tanpa hasil. Dengan kata lain, Belanda tidak menanggapi permintaan GAPI dengan serius.

Tidak puas dengan tanggapan pemerintah kolonial Belanda, perwakilan GAPI dan Komisi Visman bertemu pada 14 Februari 1941 di Lardvan Indieville, Jakarta. Mereka membahas beberapa hal, seperti bentuk dan struktur parlemen serta cara mewujudkan Indonesia merdeka. Sayangnya, pertemuan ini menjadi tidak berarti. Tindakan parlemen Indonesia  juga ditolak.

Pelajari lebih lanjut terkait GAPI:

yomemimo.com/tugas/10630939

#BelajarBersamaBrainly