Profil kesultanan,latar belakang, tokoh perlawanan dari pihak kesultanan dan belanda,strategi

Berikut ini adalah pertanyaan dari virda92 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Profil kesultanan,latar belakang, tokoh perlawanan dari pihak kesultanan dan belanda,strategi perlawanan, kronologi singkat peperangan, berakhirnya perlawanan diponegoro

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Profil

Dijuluki Pangeran Diponegoro

Nama kecil Bendoro Raden Mas Ontowiryo (Bendara Raden Mas Antawirya)

Lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 (Putra pertama Sultan Hamengkubuwana III)

Meninggal di Makassar Sulawesi selatan,  8 Januari 1855, usia ke 69 (pada saat diasingkan)

Latar Belakang

Perang Diponegoro atau Perang Jawa diawali dari keputusan dan tindakan Hindia Belanda yang dengan sengaja memasang patok-patok membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro di Desa Tegalrejo. Tindakan tersebut ditambah beberapa kelakuan Hindia Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan eksploitasi berlebihan terhadap rakyat dengan pajak tinggi, membuat Pangeran Diponegoro semakin muak hingga mencetuskan sikap perlawanan sang Pangeran.

Tokoh Perlawanan Dari Pihak Kesultanan

Memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa selama periode tahun 1825 hingga 1830 melawan pemerintah Belanda

Strategi Perlawanan

Pangeran Diponegoro menggunakan siasat perang gerilya dengan berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya agar ia dan pasukannya tidak tertangkap oleh pihak Belanda.

Kronologi Singkat Peperangan

Perang Diponegoro dimulai pada tahun 1825, ketika Pangeran Diponegoro melancarkan serangan terhadap kesultanan Yogyakarta dan Belanda. Saat itu Jawa dikuasai Belanda dan ditindas oleh kebijakan Belanda yang sangat merugikan rakyat maupun para bangsawan.  

Medan pertempuran Perang Diponegoro mencakup Yogyakarta, Kedu, Bagelen, Surakarta, dan beberapa daerah seperti Banyumas, Wonosobo, Banjarnegara, Weleri, Pekalongan, Tegal, Semarang, Demak, Kudus, Purwodadi, Parakan, Magelang, Madiun, Pacitan, Kediri, Bojonegoro, Tuban, dan Surabaya.

Perang berlangsung sengit karena Diponegoro didukung banyak rakyat, namun Diponegoro tidak bisa mengalahkan Belanda karena tidak bisa menaklukkan kota Yogyakarta dan juga tidak bisa mengalahkan Belanda yang menggunakan sistem benteng yang membatasi gerakan Diponegoro.  

Perang ini berakhir tahun 1830 setelah Belanda menipu Pangeran Diponegoro dengan ajakan berunding namun malah ditawan dan dibuang ke Sulawesi.  

Berakhirnya Perlawanan Diponegoro

Karena terdesak Pangeran Diponegoro setuju untuk berunding dengan Belanda pada tahun 1830, tetapi oleh Belanda, Pangeran Diponegoro dikhianati dan ditawan, lalu dibuang ke pulau Sulawesi.  Pangeran Diponegoro meninggal dalam tawanan Belanda pada 8 Januari 1855 di Makassar.

semoga membantu

hari hari ikut perang yakan

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ikdrama2020 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Fri, 13 Jan 23