Perpecahan Uni Soviet dapat dijelaskan oleh beberapa faktor antara lain:

Faktor Ekonomi: Uni Soviet memiliki sistem ekonomi sosialis yang terpusat dan dikendalikan oleh pemerintah. Namun, sistem ini terbukti tidak efektif dalam menghadapi tantangan ekonomi global pada 1980-an. Terjadinya stagnasi ekonomi dan kegagalan dalam menciptakan reformasi ekonomi modern, menyebabkan munculnya perpecahan di dalam partai Komunis dan meningkatkan permintaan untuk reformasi di kalangan masyarakat.

Faktor Politik: Perpecahan Uni Soviet juga terkait dengan keinginan untuk reformasi politik dan demokratisasi. Pemerintah Uni Soviet telah menindak keras oposisi politik dan menindas kebebasan pers dan hak asasi manusia. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat dan memperkuat gerakan oposisi.

Faktor Nasionalisme: Uni Soviet terdiri dari banyak negara dengan budaya, bahasa, dan sejarah yang berbeda. Sentimen nasionalisme dan otonomi semakin meningkat di kalangan masyarakat yang merasa kurang diakui dan dihargai oleh pemerintah pusat. Perpecahan Uni Soviet disebabkan oleh gerakan nasionalis yang muncul di beberapa republik.

Faktor Internasional: Uni Soviet telah terlibat dalam Perang Dingin dengan Amerika Serikat selama beberapa dekade. Persaingan antara kedua negara ini telah menguras sumber daya dan membebani ekonomi Uni Soviet. Setelah runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989, banyak negara di Eropa Timur mulai mencari kemerdekaan dan otonomi dari Uni Soviet, yang akhirnya mempercepat perpecahan Uni Soviet.

Kombinasi faktor-faktor ini pada akhirnya memicu perpecahan di Uni Soviet dan memungkinkan negara-negara bekas Uni Soviet merdeka. Pada akhirnya, Uni Soviet runtuh dan menjadi Federasi Rusia modern pada tahun 1991.