Jawaban:

Sarawak dan Sabah adalah wilayah di Malaysia yang kaya akan sejarah dan kebudayaan. Sebelum kedatangan Barat, pendidikan formal yang dilakukan oleh penduduk tempatan di Sarawak dan Sabah dilakukan melalui pendidikan tradisional yang didasarkan pada sistem kepercayaan dan kebudayaan setempat.

Di Sarawak, pendidikan formal dilakukan melalui sistem "Pengap" atau "Pengiran Antu" yang terdiri dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah "Pengap Gagong" yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 7-10 tahun. Pendidikan di tingkatan ini bertujuan untuk mengajarkan etika, moral, serta keterampilan hidup sehari-hari seperti berburu, memancing, dan bertani. Tingkatan kedua adalah "Pengap Sarak" yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 10-13 tahun. Pendidikan di tingkatan ini bertujuan untuk mengajarkan kepercayaan dan tradisi setempat serta keterampilan memahat dan membuat kerajinan tangan. Tingkatan ketiga adalah "Pengiran Bayang" yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 13-16 tahun. Pendidikan di tingkatan ini bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak untuk mengambil peran sebagai pemimpin masyarakat.

Di Sabah, pendidikan formal dilakukan melalui sistem "Pantang" atau "Pangazou" yang juga terdiri dari tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah "Pantang Tikai" yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 7-10 tahun. Pendidikan di tingkatan ini bertujuan untuk mengajarkan etika, moral, dan keterampilan hidup sehari-hari seperti berburu, memancing, dan bertani. Tingkatan kedua adalah "Pantang Tapong" yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 10-13 tahun. Pendidikan di tingkatan ini bertujuan untuk mengajarkan kepercayaan dan tradisi setempat serta keterampilan memahat dan membuat kerajinan tangan. Tingkatan ketiga adalah "Pantang Pamah" yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 13-16 tahun. Pendidikan di tingkatan ini bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak untuk mengambil peran sebagai pemimpin masyarakat.

Dalam sistem pendidikan tradisional tersebut, para pendidik atau guru biasanya adalah orang tua atau tokoh masyarakat setempat yang dianggap memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengajarkan anak-anak. Selain itu, pendidikan juga dilakukan melalui upacara adat dan keagamaan yang dianggap penting bagi pembentukan karakter dan identitas anak-anak.

Namun, seiring dengan masuknya pengaruh Barat, sistem pendidikan formal di Sarawak dan Sabah mengalami perubahan. Pada awalnya, para misionaris Kristen memperkenalkan pendidikan formal dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Lalu, pada tahun 1950-an, pemerintah Malaysia mulai memperkenalkan sistem pendidikan formal yang berbasis pada bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Sistem pendidikan formal ini mencakup pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, yang diatur oleh Kementerian Pendidikan Malaysia.

Sejak kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi masyarakat di Sarawak dan Sabah. Salah satu program utama adalah Program Wawasan 2020, yang bertujuan untuk menjadikan Malaysia sebagai negara maju dan berpendapatan tinggi pada tahun 2020 melalui pendidikan dan pembangunan ekonomi.

Dalam hal ini, pemerintah Malaysia telah mengembangkan kurikulum pendidikan yang lebih terintegrasi dan komprehensif, termasuk penekanan pada pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), pendidikan keusahawanan, dan pendidikan bahasa Inggris. Selain itu, pemerintah juga memberikan berbagai bantuan dan insentif untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pendidikan formal, seperti beasiswa, dana pendidikan, dan program pembangunan infrastruktur pendidikan.

Jika membantu tolong jadikan jawaban terbaik ya