Respons awal Sekutu terhadap perlawanan rakyat Indonesia dipelopori oleh para pemuda dapat bervariasi tergantung pada konteks dan periode waktu tertentu. Berikut adalah beberapa respons umum yang ditunjukkan oleh Sekutu dalam menghadapi perlawanan rakyat Indonesia:

1. Tindakan Represif: Salah satu respons awal yang ditunjukkan oleh Sekutu adalah tindakan represif terhadap perlawanan rakyat. Mereka menggunakan kekuatan militer untuk menekan dan menghancurkan gerakan perlawanan. Misalnya, pada awal pendudukan Jepang di Indonesia, Sekutu melancarkan serangan udara terhadap kota-kota yang dianggap sebagai pusat perlawanan, seperti Surabaya pada peristiwa "Battle of Surabaya" pada November 1945.

2. Negosiasi dan Diplomasi: Di samping tindakan represif, Sekutu juga mencoba menggunakan jalur diplomasi dan negosiasi untuk mengatasi perlawanan rakyat. Mereka berusaha mendirikan komisi-komisi yang terdiri dari perwakilan Indonesia dan Sekutu guna mencapai kesepakatan politik. Contohnya, pendirian Komisi Tiga Negara yang bertujuan untuk mencapai persetujuan antara Indonesia dan Belanda.

3. Pemulihan Otoritas Kolonial: Setelah Jepang menyerah pada Agustus 1945, Sekutu berusaha untuk memulihkan otoritas kolonial Belanda di Indonesia. Hal ini menyebabkan konflik dengan perlawanan rakyat yang menolak kembalinya penjajah Belanda. Sekutu mendukung upaya Belanda untuk merebut kembali kendali di Indonesia dan menempatkan tahanan perang Jepang di Indonesia di bawah komando Belanda.

4. Pembentukan Badan-Badan Pemerintahan: Selama periode pendudukan Sekutu di Indonesia, mereka juga membentuk badan-badan pemerintahan seperti Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Badan-badan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi transisi kekuasaan dari penjajah Jepang ke otoritas yang diakui oleh Sekutu, termasuk persiapan kemerdekaan Indonesia di bawah pengaruh Belanda.

5. Pengawasan dan Kontrol: Selain upaya-upaya di atas, Sekutu juga melakukan pengawasan dan kontrol terhadap aktivitas politik dan sosial di Indonesia. Mereka mengawasi pergerakan dan kegiatan kelompok-kelompok perlawanan, termasuk para pemuda, dan melakukan tindakan penghalangan terhadap usaha-usaha mereka. Pendekatan ini bertujuan untuk mempertahankan kepentingan dan otoritas Sekutu serta mencegah eskalasi perlawanan rakyat.