Sertifikat ganda dapat timbul karena beberapa faktor, di antaranya:

1. Kesalahan administratif dalam penerbitan sertifikat oleh pejabat yang berwenang, seperti duplikasi nomor sertifikat atau kesalahan penulisan nama atau alamat.

2. Penipuan dan kecurangan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti memalsukan sertifikat atau memanipulasi data untuk mendapatkan sertifikat ganda.

3. Perubahan status kepemilikan tanah, seperti penggabungan atau pemecahan lahan, yang tidak tercatat dengan benar dalam sistem pendaftaran tanah.

Adanya sertifikat ganda dapat menimbulkan berbagai akibat hukum yang merugikan, di antaranya:

1. Ketidakjelasan kepemilikan tanah, sehingga dapat memicu sengketa dan konflik antara pemilik sertifikat ganda dengan pihak lain yang memiliki kepentingan atas tanah tersebut.

2. Tidak sahnya transaksi jual beli atau pemberian jaminan atas tanah yang memiliki sertifikat ganda, sehingga dapat menimbulkan kerugian finansial bagi para pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut.

3. Kemungkinan adanya penyalahgunaan sertifikat ganda oleh pihak yang tidak berhak, seperti menggunakan sertifikat palsu untuk memperoleh kredit atau melakukan pengambilalihan tanah secara ilegal.

4. Terganggunya kepastian hukum dan stabilitas sistem pendaftaran tanah, sehingga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat pada sistem tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang komprehensif untuk mencegah dan menangani sertifikat ganda, seperti peningkatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap tindakan penipuan, perbaikan sistem pendaftaran tanah, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki sertifikat tanah yang sah dan tercatat dengan benar.