Konflik Sampit adalah peristiwa kekerasan etnis yang terjadi antara suku Dayak dan suku Madura di Kalimantan Tengah, Indonesia pada tahun 2001.

Berikut adalah beberapa poin penting dari konflik tersebut:

1. Latar belakang etnis: Konflik Sampit terjadi karena perbedaan etnis antara suku Dayak dan suku Madura. Kedua suku memiliki tradisi, budaya, dan bahasa yang berbeda.

2. Pertentangan ekonomi: Konflik juga dipicu oleh persaingan ekonomi antara kedua suku. Suku Dayak merasa suku Madura menguasai sumber daya alam dan bisnis di daerah tersebut, sehingga mengurangi kesempatan ekonomi bagi suku Dayak.

3. Pemberontakan: Pada tahun 2001, sekelompok Dayak melakukan pemberontakan terhadap suku Madura dan melakukan serangan ke beberapa desa yang didiami suku Madura.

4. Kekerasan: Konflik berubah menjadi kekerasan massal, dengan ribuan orang terbunuh atau terluka dan ribuan rumah dan bangunan rusak atau dibakar.

5. Evakuasi: Kekerasan memaksa ribuan orang untuk mengungsi dan meminta perlindungan dari pihak keamanan.

6. Campur tangan pemerintah: Pemerintah Indonesia mengirim pasukan militer untuk mengatasi konflik dan memulihkan stabilitas di daerah tersebut.

7. Penegakan hukum: Beberapa pelaku kekerasan ditangkap dan diproses oleh pihak berwajib, meskipun masih ada kekhawatiran tentang adilnya proses hukum tersebut.

8. Pemulihan: Setelah konflik, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memulihkan kondisi sosial dan ekonomi di daerah tersebut, meskipun masih ada isu-isu yang belum terselesaikan dan masih membutuhkan perhatian.