Menurut Imam Tajudin Assubaki, bermadzhab berarti memiliki pendapat dan keyakinan yang kuat tentang suatu hal. Hal ini biasanya terkait dengan agama atau filsafat, dan dapat mempengaruhi cara seseorang melakukan ibadah dan menjalani kehidupan sehari-hari. Bermadzhab juga dapat diartikan sebagai berpegang teguh pada salah satu dari beberapa madzhab (pandangan atau aliran) yang ada dalam agama Islam.

Menurut Imam Tajudin Assubaki, madzhab (kepercayaan) terbagi menjadi dua jenis: Madzhab Ijmak dan Madzhab Maliki. Madzhab Ijmak adalah madzhab yang berlandaskan pada kesepakatan atau persetujuan umum dari para ahli fiqh dan hukum Islam. Hukum-hukum yang dinyatakan dalam madzhab ini adalah merupakan hasil konsensus umat Islam secara menyeluruh dalam memahami sifat-sifat manusia, tujuannya, rambu-rambu perilaku, seluruh logika sistem, asas praktik manusia di lingkungan masyarakatnya, dan peraturan etika lainnya yang berlaku bagi semua orang. Sedangkan Madzhab Maliki adalah suatu metode pengambilan hukum berdasarkan pendapat Imam Malik bin Anas. Dalam hal ini bisa di ibaratkan dengan wawajib (kewajiban) bagi setiap Muslim untuk melaksanakan hakikat teologis termasuk perjanjian imam Malik dan kecenderungan umumnya tanpa benar-benar mengikuti satu aturan sebab keadilan lebih penting daripada satu ketentuan tertentu.