Berkembangnya seni dan budaya pada masa Dinasti Abbasiyah (750-1258 M) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Kehidupan sosial dan kebudayaan yang majemuk: Dinasti Abbasiyah berada di tengah-tengah wilayah yang majemuk dan memiliki kebudayaan yang beragam, seperti Persia, Romawi Timur, dan Mesopotamia. Hal ini memungkinkan untuk terjadinya pertukaran dan pengaruh budaya yang kaya dan beragam.

2. Dukungan penguasa: Para penguasa Abbasiyah memberikan dukungan besar terhadap perkembangan seni dan budaya. Mereka membangun lembaga-lembaga pendidikan seperti universitas dan perpustakaan, serta memberikan dukungan finansial dan penghargaan terhadap para seniman dan budayawan.

3. Perkembangan ilmu pengetahuan: Selain memberikan dukungan terhadap seni dan budaya, para penguasa Abbasiyah juga mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk matematika, astronomi, filsafat, dan kedokteran. Hal ini memungkinkan terjadinya pertukaran dan pengaruh antara ilmu pengetahuan dan seni budaya.

4. Kekayaan dan kemakmuran: Dinasti Abbasiyah berada pada masa kejayaan ekonomi dan kemakmuran, terutama pada masa pemerintahan Harun al-Rashid. Kondisi ini memungkinkan terjadinya pengembangan seni dan budaya, seperti pembangunan bangunan-bangunan megah, seni arsitektur, seni ukir, seni kriya, dan seni lukis.

5. Pengaruh Islam: Dinasti Abbasiyah merupakan kekhalifahan Islam, dan Islam memberikan pengaruh besar terhadap seni dan budaya pada masa itu. Pengaruh Islam tercermin dalam seni arsitektur, seni kaligrafi, dan seni dekoratif yang menggunakan motif-motif Islami.

Dengan adanya faktor-faktor tersebut, Dinasti Abbasiyah mampu menciptakan sebuah kebudayaan yang maju dan inovatif, yang mempengaruhi seni dan budaya dunia hingga saat ini.