Sistem pendidikan di masa kolonial Belanda di Indonesia terdiri dari beberapa tingkatan sekolah. Tingkatannya antara lain:

ELS (Europese Lagere School): sekolah dasar untuk anak-anak Eropa (Belanda) yang terdiri dari kelas 1 hingga 6.

Hollands-Inlandsche School (HIS): sekolah dasar untuk anak-anak pribumi yang terdiri dari kelas 1 hingga 3. Setelah menyelesaikan HIS, siswa pribumi dapat melanjutkan ke Sekolah Rendah Pertama (SRP).

Sekolah Rendah Pertama (SRP): setelah menyelesaikan HIS, siswa pribumi dapat melanjutkan ke SRP yang terdiri dari kelas 1 hingga 3. Setelah menyelesaikan SRP, siswa pribumi dapat melanjutkan ke Sekolah Rendah Atas (SRA).

Sekolah Rendah Atas (SRA): sekolah menengah pertama untuk siswa pribumi yang terdiri dari kelas 1 hingga 3.

Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO): sekolah menengah pertama untuk anak-anak Eropa yang terdiri dari kelas 1 hingga 7.

Algemene Middelbare School (AMS): sekolah menengah atas untuk anak-anak Eropa yang terdiri dari kelas 1 hingga 6. Setelah menyelesaikan AMS, siswa Eropa dapat melanjutkan ke universitas.

Sistem pendidikan pada masa kolonial Belanda ini memperlihatkan ketimpangan antara sekolah untuk Eropa dan pribumi. Sekolah untuk Eropa lebih diutamakan dan lebih berkualitas, sedangkan sekolah untuk pribumi terbatas dan memiliki kualitas yang rendah. Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam pendidikan di Indonesia pada masa kolonial Belanda.