Raja-raja kerajaan Alam Melayu, yang merujuk pada kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh etnis Melayu di wilayah Asia Tenggara selama abad ke-14 hingga 19, sering menggunakan berbagai gelaran untuk menunjukkan kekuasaan dan keagungan mereka. Beberapa contoh gelaran yang digunakan oleh raja-raja kerajaan Alam Melayu antara lain:

• Sultan: Gelar ini merupakan gelar utama yang digunakan oleh raja-raja di wilayah Nusantara. Gelar ini berasal dari kata Arab "sultan" yang berarti "pemimpin" atau "penguasa."

• Raja: Gelar ini juga digunakan oleh raja-raja di Nusantara. Gelar ini berasal dari kata Sanskerta "rājar" yang berarti "raja" atau "penguasa."

• Paduka: Gelar ini digunakan oleh raja-raja di wilayah Sumatera. Gelar ini berasal dari kata Sansekerta "paduka" yang berarti "penguasa" atau "kekuasaan."

• Maharaja: Gelar ini digunakan oleh raja-raja di wilayah Jawa. Gelar ini berasal dari kata Sanskerta "maha" yang berarti "besar" atau "utama" dan "raja" yang berarti "penguasa" atau "raja", jadi "Maharaja" artinya adalah "raja yang besar" atau "raja utama."

Selain gelar-gelar tersebut, raja-raja kerajaan Alam Melayu juga dapat menggunakan gelar lain seperti:

Yang di-Pertuan: Gelar ini digunakan oleh raja-raja di wilayah Malaysia dan Brunei, yang berarti "pemegang perintah" atau "pemegang kekuasaan."

Seri Paduka: Gelar ini digunakan oleh raja-raja di wilayah Malaysia dan Brunei, yang berarti "penguasa yang mulia" atau "penguasa yang terhormat."

Baginda: gelar yang digunakan pada kerajaan Melayu di Malaysia dan Brunei, yang berarti "penguasa yang terhormat"

Gelar-gelar ini digunakan untuk menunjukkan martabat atau tingkatan dari raja-raja kerajaan Alam Melayu, dan digunakan untuk menunjukkan kekuasaan dan keagungan mereka dalam masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua gelar ini digunakan di setiap kerajaan Melayu di wilayah Asia Tenggara