Jawaban:

Sikap kaum nasionalisme terhadap organisasi pergerakan bentukan Jepang pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kolaborasionis dan non-kolaborasionis.

Kelompok kolaborasionis adalah kelompok yang bekerja sama dengan pihak pendudukan Jepang dan mendukung kebijakan Jepang di Indonesia. Kelompok ini termasuk golongan pribumi yang bekerja di pemerintahan Jepang dan kelompok pemuda yang bergabung dengan organisasi pemuda bentukan Jepang seperti PETA (Pembela Tanah Air). Kelompok ini menganggap bahwa bekerja sama dengan Jepang adalah cara terbaik untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sementara itu, kelompok non-kolaborasionis adalah kelompok yang menolak bekerja sama dengan pihak pendudukan Jepang dan tetap memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kelompok ini terdiri dari para pemimpin pergerakan nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan lain-lain. Kelompok ini menolak untuk mengakui pemerintahan Jepang dan tetap mempertahankan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dalam hal organisasi pergerakan bentukan Jepang, kelompok kolaborasionis cenderung mendukung organisasi-organisasi tersebut sebagai sarana untuk bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang. Sementara itu, kelompok non-kolaborasionis cenderung menolak organisasi-organisasi tersebut karena dianggap sebagai alat pengendali pemerintah pendudukan Jepang untuk mengontrol pergerakan nasional Indonesia.

Dalam keseluruhan, sikap kaum nasionalisme terhadap organisasi pergerakan bentukan Jepang pada masa pendudukan Jepang di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pandangan politik dan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia yang dipegang oleh masing-masing kelompok.