Berikut ini adalah pertanyaan dari wulanapriliyantinugr pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
1.Pelaksanaan sistem tanam paksa menuai pro dan kontrak di masyarakat Belanda itu sendiri berikan masing masing alasannya2.Bandingkan sistem tanam paksa dengan usaha swastanisasi dengan liberisasi ditahun 1850
3.Mengapa perlawanan abad ke 16 tidak berhasil seperti yang diharapkan oleh para tokoh dan mengapa perlawanan abad ke 20 mampu memerdekakan Indonesia
4.Apa yang dimaksud dengan strategi benteng stelsel yang digunakan Belanda dalam perang melawan Diponegoro
5.Mengapa perang perang padlih fase kedua disebut perang kolonialisme dan mengapa Belanda mengenakan strategi genzatan senjata dalam perang tersebut
6.Berikan contoh perubahan berkelanjutan yang berkembang di Indonesia dari dampak kolonialisme imperialisme
3.Mengapa perlawanan abad ke 16 tidak berhasil seperti yang diharapkan oleh para tokoh dan mengapa perlawanan abad ke 20 mampu memerdekakan Indonesia
4.Apa yang dimaksud dengan strategi benteng stelsel yang digunakan Belanda dalam perang melawan Diponegoro
5.Mengapa perang perang padlih fase kedua disebut perang kolonialisme dan mengapa Belanda mengenakan strategi genzatan senjata dalam perang tersebut
6.Berikan contoh perubahan berkelanjutan yang berkembang di Indonesia dari dampak kolonialisme imperialisme
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
1. Pelaksanaan sistem tanam paksa menuai (cultuurstelsel) di Belanda pada abad ke-19 adalah sistem yang diterapkan oleh pemerintah Belanda untuk mengoptimalkan produksi komoditas ekspor, seperti kopi, teh, dan rempah-rempah. Pro dari sistem ini adalah meningkatnya produksi dan pendapatan negara. Namun, sistem ini juga menimbulkan kontrak, seperti menurunnya produktivitas tanah dan menurunkan kualitas hidup masyarakat.
2. Sistem tanam paksa yang diterapkan Belanda pada abad ke-19 berbeda dengan usaha swasembada (self-sufficiency) dan liberalisasi yang diterapkan pada abad ke-18. Swasembada berfokus pada peningkatan produktivitas tanah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sementara liberalisasi berfokus pada peningkatan perdagangan dengan negara lain. Sistem tanam paksa, sebaliknya, berfokus pada peningkatan produksi komoditas ekspor.
3. Perlawanan abad ke-16 tidak berhasil seperti yang diharapkan karena para tokoh perlawanan tidak memiliki dukungan yang cukup dari masyarakat, tidak memiliki persenjataan yang cukup, dan tidak memiliki pemimpin yang kuat dan terorganisir. Sementara itu, perlawanan abad ke-20 berhasil karena ada dukungan yang cukup dari masyarakat, persenjataan yang cukup, dan pemimpin yang kuat dan terorganisir.
4. Perlawanan abad ke-16 tidak berhasil seperti yang diharapkan karena para tokoh perlawanan tidak memiliki dukungan yang cukup dari masyarakat, tidak memiliki persenjataan yang cukup, dan tidak memiliki pemimpin yang kuat dan terorganisir. Sementara itu, perlawanan abad ke-20 berhasil karena ada dukungan yang cukup dari masyarakat, persenjataan yang cukup, dan pemimpin yang kuat dan terorganisir.
5. Perang Padlih fase kedua disebut perang kolonialisme karena perang ini ditujukan untuk menguasai wilayah yang diduduki oleh pasukan pemberontak dan mendapatkan kontrol atas sumber daya yang ada di wilayah tersebut. Belanda mengenakan strategi genzatan senjata (scorched earth) dalam perang ini untuk menghancurkan sumber daya yang digunakan oleh pasukan pemberontak dan mencegah mereka dari mendapatkan keuntungan dari sumber daya tersebut. Strategi ini juga digunakan untuk membuat pasukan pemberontak kekurangan sumber daya dan akhirnya menyerah.
6. Contoh perubahan berkelanjutan yang berkembang di Indonesia dari dampak kolonialisme imperialisme adalah perubahan sosial budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan. Contohnya, perubahan sosial budaya seperti pengaruh budaya Barat terhadap budaya tradisional, perubahan ekonomi seperti perkembangan ekonomi kolonial yang mengarah pada pengembangan industri, perubahan politik seperti pengaruh sistem pemerintahan kolonial yang mengarah pada pembentukan sistem pemerintahan saat ini, dan perubahan lingkungan seperti pengaruh aktivitas ekonomi kolonial terhadap lingkungan.
2. Sistem tanam paksa yang diterapkan Belanda pada abad ke-19 berbeda dengan usaha swasembada (self-sufficiency) dan liberalisasi yang diterapkan pada abad ke-18. Swasembada berfokus pada peningkatan produktivitas tanah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sementara liberalisasi berfokus pada peningkatan perdagangan dengan negara lain. Sistem tanam paksa, sebaliknya, berfokus pada peningkatan produksi komoditas ekspor.
3. Perlawanan abad ke-16 tidak berhasil seperti yang diharapkan karena para tokoh perlawanan tidak memiliki dukungan yang cukup dari masyarakat, tidak memiliki persenjataan yang cukup, dan tidak memiliki pemimpin yang kuat dan terorganisir. Sementara itu, perlawanan abad ke-20 berhasil karena ada dukungan yang cukup dari masyarakat, persenjataan yang cukup, dan pemimpin yang kuat dan terorganisir.
4. Perlawanan abad ke-16 tidak berhasil seperti yang diharapkan karena para tokoh perlawanan tidak memiliki dukungan yang cukup dari masyarakat, tidak memiliki persenjataan yang cukup, dan tidak memiliki pemimpin yang kuat dan terorganisir. Sementara itu, perlawanan abad ke-20 berhasil karena ada dukungan yang cukup dari masyarakat, persenjataan yang cukup, dan pemimpin yang kuat dan terorganisir.
5. Perang Padlih fase kedua disebut perang kolonialisme karena perang ini ditujukan untuk menguasai wilayah yang diduduki oleh pasukan pemberontak dan mendapatkan kontrol atas sumber daya yang ada di wilayah tersebut. Belanda mengenakan strategi genzatan senjata (scorched earth) dalam perang ini untuk menghancurkan sumber daya yang digunakan oleh pasukan pemberontak dan mencegah mereka dari mendapatkan keuntungan dari sumber daya tersebut. Strategi ini juga digunakan untuk membuat pasukan pemberontak kekurangan sumber daya dan akhirnya menyerah.
6. Contoh perubahan berkelanjutan yang berkembang di Indonesia dari dampak kolonialisme imperialisme adalah perubahan sosial budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan. Contohnya, perubahan sosial budaya seperti pengaruh budaya Barat terhadap budaya tradisional, perubahan ekonomi seperti perkembangan ekonomi kolonial yang mengarah pada pengembangan industri, perubahan politik seperti pengaruh sistem pemerintahan kolonial yang mengarah pada pembentukan sistem pemerintahan saat ini, dan perubahan lingkungan seperti pengaruh aktivitas ekonomi kolonial terhadap lingkungan.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh mhmdfhmialmbrq dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 16 Apr 23