kedudukan para saudagar Islam pada abad ke-13 M adalah sebagai pelaku utama dalam pengumpulan dan pengangkutan rempah-rempah dari Timur (Nusantara) ke Barat. Mereka melakukan perjalanan bolak-balik dari Barat ke Timur, termasuk ke wilayah Maluku yang merupakan salah satu pusat produksi rempah-rempah.

Para saudagar Islam ini terdiri dari berbagai kelompok, seperti saudagar Melayu, Jawa, Makassar, dan Maluku sendiri. Mereka memiliki peran penting dalam mengatur dan mengendalikan perdagangan rempah-rempah di pelabuhan-pelabuhan di Jawa, Sumatra, dan wilayah lain di Nusantara.

Kedudukan para saudagar Islam ini dapat dikatakan sebagai pengendali atau pemain utama dalam jaringan perdagangan rempah-rempah pada waktu itu. Mereka memiliki pengetahuan dan koneksi yang luas dalam perdagangan internasional, serta memiliki akses langsung ke sumber daya rempah-rempah di wilayah Timur.

Dengan demikian, para saudagar Islam memiliki kedudukan ekonomi yang kuat dan dominan dalam perdagangan rempah-rempah, yang memberikan mereka pengaruh dan keuntungan ekonomi yang signifikan dalam aktivitas perdagangan di wilayah tersebut.