Berikut ini adalah pertanyaan dari yolankurnia11 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
3. mengenai soal nomor 2, Mengapa kedua historiografi tersebut memiliki kelemahan pada masing-masing!
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban dan Penjelasan:
1. Untuk menentukan bentuk penulisan sejarah, biasanya diperlukan beberapa langkah sebagai berikut:
- Pertama, tentukan topik atau fokus sejarah yang akan ditulis. Ini bisa berupa suatu peristiwa, periode waktu, atau tokoh sejarah tertentu yang ingin dibahas.
- Kumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan topik yang telah dipilih. Ini bisa berupa buku-buku sejarah, catatan sejarah, dokumen resmi, atau sumber lain yang dapat membantu dalam mengumpulkan informasi yang tepat.
- Analisis sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan. Ini termasuk mengidentifikasi fakta-fakta penting, menganalisis perspektif yang ditunjukkan oleh sumber-sumber tersebut, dan mencari tahu apakah ada perbedaan pendapat atau persepsi yang perlu dipertimbangkan dalam penulisan sejarah.
- Buat outline atau kerangka cerita sejarah yang akan ditulis. Ini bisa berupa urutan peristiwa atau tokoh-tokoh yang akan dibahas, serta tema-tema yang akan diangkat dalam tulisan sejarah tersebut.
- Mulai menulis sejarah sesuai dengan outline yang telah dibuat. Pastikan untuk menyajikan informasi secara akurat, jelas, dan objektif, serta mencantumkan sumber-sumber yang digunakan sebagai referensi.
- Selesai. Revisi tulisan sejarah sesuai dengan komentar atau masukan dari orang lain, jika diperlukan. Pastikan bahwa tulisan sejarah yang akhirnya diterbitkan merupakan refleksi yang akurat dan obyektif tentang sejarah yang telah terjadi.
2. Historiografi merupakan cabang ilmu yang mempelajari cara-cara menulis sejarah. Perbedaan dalam historiografi dapat terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adalah era atau periode waktu dimana sejarah itu ditulis. Pada era penjajahan, misalnya, historiografi dapat dipengaruhi oleh perspektif atau pandangan kolonialis yang mengkonstruksi sejarah dari sudut pandang pihak penjajah.
Pada era penjajahan, sejarah seringkali ditulis dari perspektif pihak penjajah, dengan menekankan kemajuan dan keunggulan budaya dan teknologi kolonialis. Pihak penjajah juga biasanya ditampilkan sebagai pahlawan yang menyelamatkan bangsa-bangsa yang dijajah dari kebodohan dan kekurangan. Sementara itu, pihak yang dijajah seringkali ditampilkan sebagai korban yang pasif dan tidak mampu mengelola negaranya dengan baik.
Oleh karena itu, perbedaan dalam historiografi era penjajahan dapat dilihat dari perspektif yang digunakan dalam menulis sejarah. Pada era penjajahan, perspektif kolonialis seringkali mendominasi, sehingga sejarah yang ditulis cenderung memihak pihak penjajah dan mengabaikan perspektif pihak yang dijajah.
3. Kedua historiografi yang dimaksud dalam soal nomor 2 tidak jelas, namun sebagai gambaran umum, dapat dikatakan bahwa setiap historiografi memiliki kelemahan pada masing-masingnya. Hal ini dikarenakan sejarah tidak dapat dipahami sebagai suatu fenomena yang statis dan objektif, tetapi sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perspektif, latar belakang, dan bias individu yang menulis sejarah.
Pada era penjajahan, misalnya, historiografi yang dipengaruhi oleh perspektif kolonialis dapat menjadi tidak obyektif dan tidak mencerminkan kebenaran sejarah secara keseluruhan. Hal ini karena perspektif kolonialis cenderung memihak pihak penjajah dan mengabaikan perspektif pihak yang dijajah. Sebagai akibatnya, sejarah yang ditulis dari perspektif ini dapat menjadi tidak adil dan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada saat itu.
Di sisi lain, historiografi yang ditulis dari perspektif pihak yang dijajah juga dapat memiliki kelemahan, terutama jika perspektif tersebut terlalu subjektif dan tidak memperhatikan fakta-fakta sejarah yang ada. Sebagai contoh, jika sejarah ditulis hanya untuk membenarkan atau membela pihak yang dijajah, tanpa mengakui kelemahan atau kesalahan yang terjadi, maka sejarah tersebut akan menjadi tidak obyektif dan tidak dapat dipercaya.
Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis sejarah untuk selalu mempertimbangkan berbagai perspektif dan fakta-fakta sejarah dalam menulis sejarah, agar tulisan sejarah yang dihasilkan dapat dianggap obyektif, akurat, dan dapat dipercaya.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh AdiKoplak dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 06 Mar 23