Jawaban:

Demokrasi pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945-1950 muncul sebagai hasil dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Gerakan nasionalisme yang menghendaki kemerdekaan Indonesia telah terus berkembang sejak awal abad ke-20. Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dan menjadi negara merdeka.

Namun, kemerdekaan Indonesia pada awalnya tidak diakui oleh Belanda, yang mencoba untuk memulihkan kekuasaannya di Indonesia dengan cara militer. Selama periode ini, Indonesia mengalami masa perjuangan yang sangat berat dalam mempertahankan kemerdekaannya. Salah satu isu yang sangat penting dalam periode ini adalah pembentukan sistem demokrasi yang dapat memperkuat persatuan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman dari luar.

Oleh karena itu, pada periode 1945-1950, bangsa Indonesia mengalami berbagai macam bentuk demokrasi dalam perjuangannya untuk memperjuangkan kemerdekaannya, seperti:

1. Demokrasi Terpimpin: Sistem ini diterapkan oleh Presiden Soekarno pada 1957. Demokrasi Terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi yang menggabungkan antara prinsip demokrasi dan kepemimpinan yang kuat. Dalam sistem ini, presiden merupakan pemimpin yang sangat kuat yang dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
2. Demokrasi Liberal: Konsep demokrasi liberal banyak diadopsi oleh kaum nasionalis Indonesia pada periode perjuangan kemerdekaan, seperti Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Konsep ini mengutamakan kebebasan individu dan hak asasi manusia, seperti kebebasan berbicara, beragama, dan berkumpul.
3. Demokrasi Pancasila: Demokrasi Pancasila merupakan sebuah sistem demokrasi yang memperhitungkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Sistem ini muncul sebagai usaha untuk mengembangkan demokrasi yang tidak hanya mengutamakan kebebasan individu, tetapi juga kesatuan dan kepentingan nasional.

Dalam periode ini, pemimpin dan tokoh nasionalis Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, dan lain-lain berjuang untuk menciptakan sistem demokrasi yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, yang memperhitungkan perbedaan budaya, suku, agama, dan kepentingan nasional. Perjuangan ini terus berlanjut hingga Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya secara internasional dengan pengakuan dari Belanda dan negara-negara lain pada Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949.