#janganlupafollow

Seandainya tidak terjadi revolusi sosial pada tahun 1946, kemungkinan Kesultanan Melayu Sumatra Timur masih akan bertahan sebagai kekuatan politik dan sosial di wilayah tersebut. Mungkin kerajaan ini akan tetap menjadi penguasa wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki peran yang penting dalam politik nusantara.

Namun, hal ini juga bisa berarti bahwa kaum elit dan golongan kekuasaan tetap mengendalikan kebijakan dan kepentingan politik, sementara rakyat biasa kurang terlibat dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan. Kemajuan sosial dan ekonomi juga mungkin akan menjadi lebih lambat, terutama karena tidak adanya impuls dari gerakan sosial dan politik yang kuat.

Kemungkinan lainnya adalah bahwa dalam jangka panjang, tanpa terjadinya revolusi sosial, Kesultanan Melayu Sumatra Timur masih harus berhadapan dengan tekanan dan tuntutan kelompok nasionalis dan revolusioner di seluruh Indonesia. Pada akhirnya, mungkin saja akan ada perubahan politik dan pergeseran ekonomi yang signifikan, meskipun tidak secepat dan sekuat pada masa revolusi tersebut.