Sebutkan peran Khalifah Al Mansur dalam pengembangan ilmu pengetahuan?​

Berikut ini adalah pertanyaan dari fellixia pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Sebutkan peran Khalifah Al Mansur dalam pengembangan ilmu pengetahuan?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Abu Ja’far al-Mansur sangat besar jasanya dalam mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Beliau adalah seorang yang cinta ilmu pengetahuan. Melalui kekuasaan dan hartanya, dia memberikan dorongan dan kesempatan yang luas bagi para cendekiawan untuk mengembangkan riset ilmu pengetahuan. Buku-buku yang dihasilkan oleh bangsa Romawi yang telah dilupakan, diperintahkan untuk dikumpulkan kembali, kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Ilmu falak dan ilmu filsafat mulai digali dan dikembangkan di pemerintahannya.

Abu Ja’far al-Mansur menjabat sebagai kholifah selama 22 tahun (136-158 H/754-775 M). dan beliau wafat dalam perjalanan ketika hendak menunaikan ibadah haji di Bir Maimun (Makkah) pada usia 63 tahun, jenazah beliau dibawa dan dikebumikan di Baghdad.[2]

B. Sistem Pemerintahan Pada Masa al-Mansur

Sebelum Abu al-Abbas as-Saffah meninggal, ia sudah mewasiatkan siapa bakal menjadi penggantinya, yakni saudaranya, Abu Ja’far, kemudian Isa ibn Musa, keponakannya. As-Saffah digantikan oleh saudaranya, Abu Ja’far, yang memperoleh gelar Al-Manshur (pemenang). Menurut Hitti, dia ternyata “salah seorang Abbasiyah yang paling berhasil meskipun paling jahat”. Meskipun As-Saffah merupakan penguasa pertama dari bani Abbas, Abu Ja’far harus diangkat sebagai pendiri dinasti itu yang sebenarnya.[3] Sistem pengumuman putra mahkota ini meniru cara Umayyah, bukan mencontoh khulafaurrasyidin yang mendasarkan pemilihan kholifah pada musyawarah dari rakyat.

Di zaman al-Mansur berawal masa kejayaan dan masa perkembangan ilmu pengetahuan, yang oleh karenanya Daulah Abbasiyah mencapai zaman keemasannya di belakang hari. Di zaman al-Mansur pula berkembang pengaruh Persia secara jelas, sehingga khalifah-khalifah Bani Abbas meniru umat Persia tentang adat istiadat istana bahkan sampai kepada nizam siasat yang terpakai di masa pemerintahan Kisra-kisra Persia. Ada suatu hal yang baru lagi bagi para khalifah Abbasiyah, ialah pemakaian gelar. Abu Ja’far misalnya memakai gelar al-Mansur. Hal tersebut dapat ditelusuri dari lokasi dimana Abbasiyah berkuasa yang bertumpu pada bekas kekuasaan Persia, sehingga model Persia dijadikan acuan bagi pemerintahannya. .[5]

Masa pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750-754 M. selanjutnya digantikan oleh Abu Ja’far al-Mansur (754-775 M), yang keras menghadapi lawan-lawannya terutama dari Bani Umayyah, Khawarij, dan juga Syi’ah. Untuk memperkuat kekuasannya, tokoh-tokoh besar yang mungkin menjadi saingan baginya satu persatu disingkirkannya. Abdullah bin Ali dan Shalih bin Ali, keduanya adalah pamannya sendiri yang ditunjuk sebagai gubernur oleh khalifah sebelumnya di Syiria dan Mesir dibunuh karena tidak bersedia membaiatnya, al-Mansur memerintahkan Abu Muslim al-Khurasani melakukannya, dan kemudian menghukum mati Abu Muslim al-Khurasani, karena dikhawatirkan akan menjadi pesaing baginya.

Sebagai khalifah Dinasti Abbas yang tergolong awal, Abu Ja’far berfikir dan berjuang keras guna secepat mungkin menciptakan kemajuan-kemajuan di berbagai bidang kebudayaan. Diantara usaha-usaha untuk menciptakan kemajuan Dinasti Abbasiyah adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Abu Ja’far al-Mansur dikenal sebagai khalifah yang mencintai ilmu. Hal ini dapat dilihat dari usaha beliau dalam memajukan ilmu melalui hal-hal sebagai berikut:

a. Menyalin buku-buku ilmu pengetahuan yang berbahasa Yunani, Sanskerta, Persia, dan Suryani ke dalam bahasa Arab.

b. Menyusun buku-buku yang beraitan dengan agama Islam, seperti ilmu tafsir, ilmu hadist yang telah diseleksi, nahwu, sharaf, balaghah, dan sebagainya.

c. Mendatangkan kaum cendekiawan dari berbagai negara untuk mengembangkan dan mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum seperti kedokteran, ilmu falak, ilmu astronomi, dan lain-lain.

Pada masa Abu Ja’far juga telah dilakukan penyusunan dan penyaringan ilmu hadist. Upaya ini dilakukan agar tidak terjadi pemalsuan terhadap perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi Muhammad saw. (Hadist Nabi).

2. Pengaturan dan Penertiban Pemerintahan

Sebagai usaha untuk memperkokoh kedudukan dan kekuasaan Daulah Bani Abbasiyah serta memajukan negerinya, Khalifah Abu Ja’far al-Mansur, melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun dan menertiban administrasi pemerintahan.

b. Menjalin kerjasama antarsektor aparat negara, seperti kerjasama antar qadhi dengan kepala polisi rahasia, dengan kepala jawatan perhubungan, kepala jawatan pos, kepala pajak, kepala pendapatan negara, dan sebagainya.

c. Memberikan tugas dan tanggung jawab kepada semua aparat, baik di pusat maupun di daerah-daerah.

Penjelasan:

semoga membantu

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh rehanjamet31 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 27 Nov 22