Berikut ini adalah pertanyaan dari Sultiamrt pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Fanatisme adalah suatu sikap atau perilaku yang ditunjukkan seseorang yang sangat terobsesi dan mengagungkan suatu keyakinan atau ideologi secara berlebihan hingga mengabaikan pandangan, opini, atau argumen orang lain bahkan sampai merugikan orang lain. Fanatisme dapat muncul dalam berbagai konteks, termasuk dalam lingkungan keagamaan.
Dalam tinjauan psikologi agama, fanatisme dapat dikaitkan dengan konsep identitas agama yang kuat dan loyalitas yang tinggi terhadap keyakinan agama tertentu. Dalam konteks ini, fanatisme dapat menjadi suatu bentuk pertahanan diri untuk mempertahankan keyakinan dan identitas agama seseorang yang dianggap sangat penting dan signifikan.
Namun, fanatisme juga dapat menjadi suatu bentuk perilaku yang berbahaya, terutama ketika fanatisme tersebut ditunjukkan secara ekstrem dan tidak toleran terhadap pandangan, opini, atau keyakinan yang berbeda. Fanatisme yang berlebihan dapat memicu tindakan kekerasan dan intoleransi terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berbeda atau menyimpang dari keyakinan agama yang diyakini.
Dalam psikologi agama, fanatisme sering dikaitkan dengan konsep kebutuhan untuk memiliki kontrol yang tinggi terhadap kepercayaan dan perilaku orang lain. Fanatisme dapat menjadi suatu bentuk upaya untuk menegakkan kebenaran dan memperkuat keyakinan, namun ketika hal tersebut dilakukan dengan cara yang ekstrim dan tidak toleran, dapat menghambat kemampuan individu untuk berdialog dan berempati dengan orang lain yang memiliki pandangan berbeda.
Selain itu, fanatisme juga dapat menjadi suatu bentuk ketakutan terhadap perubahan atau ketidakpastian dalam hidup. Fanatisme dapat menjadi suatu bentuk upaya untuk mempertahankan stabilitas dan konsistensi dalam keyakinan dan identitas agama seseorang, namun ketika hal tersebut dilakukan dengan cara yang ekstrem dan tidak toleran, dapat membatasi kemampuan individu untuk membuka diri terhadap pandangan dan pengalaman baru.
Secara keseluruhan, fanatisme dalam konteks psikologi agama dapat menjadi suatu bentuk sikap atau perilaku yang positif ketika dilakukan dengan cara yang terbuka, toleran, dan tidak memaksakan pandangan atau keyakinan pada orang lain. Namun, ketika fanatisme dilakukan dengan cara yang ekstrem dan tidak toleran, dapat memicu tindakan kekerasan dan intoleransi terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berbeda atau menyimpang dari keyakinan agama yang diyakini. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mempertahankan keyakinan dan identitas agama mereka dengan cara yang terbuka, toleran, dan tidak memaksakan pandangan atau keyakinan pada orang lain.
Penjelasan:
maaf jika ada kesalahan :)
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh yulisapto84 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 02 Aug 23