Jelaskan apa yang dimaksud konsep trinitas dan sejarahnya?

Berikut ini adalah pertanyaan dari zeetmex pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Jelaskan apa yang dimaksud konsep trinitas dan sejarahnya?

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Konsep Trinitas = doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya yaitu sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya.

Sejarahnnya = Trinitas adalah kata Latin, berasal dari istilah Platonik “trias” yang berarti “tiga”.  Kata ini hanya berdasarkan filsafat manusia, bukan berdasarkan konsep Alkitab.

Diperkenalkan oleh Tertullian (160-225 AD/Sesudah Masehi), seorang penyembah berhala yang kemudian menjadi seorang filsuf dan salah satu Bapa dari gereja Katolik, yang pada abad ketiga mengajarkan tentang ilmu Ketuhanan.  Dia menyimpulkan bahwa Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu unsur tetapi bukan satu oknum.  Namun dia tidak mengajarkan bahwa Anak Allah dan Bapa adalah sama kekal.

Banyak pertanyaan yang tidak terjawab mengenai ajaran Trinitas ini. Pertanyaan yang paling lazim adalah: “Di mana ajaran ini dalam Alkitab?”  Sepanjang sejarah, para pakar mengakui bahwa ajaran ini tidak Alkitabiah, tapi ada juga yang mencoba mengutip 1 Yohanes 5:7 sebagai jawaban.  Namun berdasarkan sejarah yang benar, kata-kata yang dicetak miring dalam ayat tersebut: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”  hanyalah kata-kata yang ditambahkan oleh sang penerjemah karena kata-kata tersebut tidak terdapat dalam naskah asli. Perhatikan apa yang tertulis dalam Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa Gereja MAHK di bawa ini:

“Di antara ahli-ahli teolog ada perdebatan bahwa kalimat ini tidak asli tapi telah ditambahkan, mungkin untuk menyokong doktrin Trinitas.” (Pelajaran SS Dewasa Gereja MAHK, Kwartal ketiga, Pelajaran tgl. 26 Agustus 2009).

Kira-kira satu abad setelah Tertullian, para pengikut Arius (Arians) mengakibatkan banyak pertentangan, menyebabkan kaisar Costantine mengadakan sidang Oikumene pertama dalam sejarah untuk mempersatukan kerajaannya.

Pada permulaan abad ke 4 tersebut, sejarah menyatakan bahwa Arius mengajarkan bahwa Kristus adalah Anak Allah yang benar-benar lahir dari Bapa.  Itulah sebabnya Allah disebut Bapa.  Dengan kata lain, secara harafiah hubungan mereka sesungguhnya adalah hubungan antara Bapa dan Anak.  Sebaliknya, Athanasius, seorang diakon juga berasal dari Alexandria menantang keras ajaran Arius.

Pandangan Athanasius berakar kuat pada doktrin Trinitas yang telah diajarkan sejak jaman kuno, dimana Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu Allah yang sama tapi bukan oknum yang sama, oleh sebab itu tidak mungkin Allah Bapa dan Anak-Nya memiliki hubungan harafiah sebagai Bapa dan Anak.  Pandangan Athanasius ini mengalami perubahan yang memburuk dari waktu ke waktu. Mulanya, Roh Kudus belum diberi julukan sebagai Oknum ketiga. Julukan ini perlahan terbentuk dengan datangnya perubahan waktu.

Ajaran sejarah populer mengatakan Arius mengajarkan bahwa Kristus hanyalah mahluk ciptaan.  Namun menurut sejarah yang benar yang sengaja disembunyikan oleh ajaran sejarah populer, mengatakan bahwa Gereja Katolik dengan penyetujuan kaisar Constantine, telah membakar semua tulisan Arius yang memberikan kesimpulan sebaliknya.  Banyak pakar sejarah percaya bahwa Gereja Katolik telah merubah tulisan-tulisan Arius dan menyebarkan desas desus tidak benar seolah Arius mengajarkan Kristus hanyalah mahluk ciptaan, dengan tujuan memburukkan nama Arius. Seperti yang kita ketahui bersama, Gereja Katolik terkenal dengan peran liciknya dalam merubah sejarah demi menentang kebenaran Allah.  Ini hanya merupakan salah satu contoh dari banyak kekejian yang mereka lakukan.

Pandangan Athanasius ini dipengaruhi juga oleh Origen, seorang seorang filsuf Yunani dan pakar agama yang merubah doktrin Kekristenan melalui filsafat Neoplatonisme.  Ajaran Origen ini kemudian dituduh tidak sesuai dengan tradisi.  Origen mengajarkan doktrin api penyucian, transubstansi (roti perjamuan kudus dirubah menjadi tubuh Kristus yang sesungguhnya dalam sakramen, bukan hanya sekedar lambang saja), transmigrasi (jiwa orang mati berpindah kepada oknum lain), reinkarnasi jiwa, Roh Kudus memiliki sifat kewanitaan, Yesus hanyalah makhluk ciptaan, tidak ada kebangkitan, penciptaan dalam buku Kejadian hanya cerita fiksi, dan dia (Origen) menyunat diri sendiri berdasarkan interpretasi pribadi atas Matius 19.

Sebaliknya, Arius adalah murid Lucian dari Antiokia.  Lucian-lah yang memberi kita Textus Receptus (Terjemahan yang diakui dewan Alkitab mula-mula) yang kemudian proses penerjemahannya diselesaikan oleh Erasmus dan sekarang dikenal dengan Perjanjian Baru yang berdasarkan Alkitab Versi King James yang menurut bukti sejarah adalah terjemahan yang terpercaya.  Fakta ini dan banyak fakta-fakta lain memaparkan bahwa Athanasius dipengaruhi oleh filsafat Yunani, dan sebaliknya ada kemungkinan besar bahwa Arius-lah yang justru mengajarkan kebenaran Alkitab, yang tentu saja tidak diajarkan oleh pelajaran sejarah yang populer saat ini.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Agfn000 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Fri, 31 Mar 23