Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia, terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Konon, candi ini dibangun pada abad ke-8 dan 9 Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat, dengan bentuk stupa raksasa yang dihiasi dengan relief-relief yang indah dan menggambarkan ajaran agama Buddha.

Menurut legenda, pembangunan Candi Borobudur bermula dari mimpi seorang raja bernama Samaratungga. Dalam mimpi tersebut, ibunya, Ratu Pramudawardhani, meminta agar raja membangun sebuah candi yang akan menjadi tempat peristirahatan abadi bagi para leluhurnya. Mimpi ini dianggap sebagai tanda dari dewa-dewa dan raja pun memerintahkan pembangunan candi.

Pembangunan Candi Borobudur diperkirakan memakan waktu sekitar 75 tahun dengan melibatkan sekitar 2 juta batu andesit. Konon, batu-batu tersebut diangkut dari sungai yang jauh dengan menggunakan tongkat dan keranjang. Selama proses pembangunan, para pengrajin dan seniman yang terampil diperlukan untuk mengukir relief-relief yang indah dan rumit pada dinding candi.

Candi Borobudur sendiri memiliki banyak makna simbolis. Pada dasarnya, struktur candi ini mewakili konsep kosmologi Buddha. Setiap tingkat candi menggambarkan tahapan pencapaian nirwana atau pencerahan, dimulai dari tingkat dasar yang mewakili dunia fana, hingga puncak candi yang melambangkan nirwana.

Namun, sejarah Candi Borobudur tidak selalu mulus. Setelah masa kejayaannya pada abad ke-9 dan 10, candi ini ditinggalkan dan ditelan oleh hutan selama berabad-abad. Pada abad ke-19, seorang Belanda bernama Sir Thomas Stamford Raffles menemukan kembali candi ini dan memulai proses restorasi. Pada masa selanjutnya, candi Borobudur menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO dan menjadi salah satu tujuan wisata terpopuler di Indonesia.

Legenda pembangunan Candi Borobudur mungkin terlihat fantastis, namun candi ini tetap menjadi saksi bisu dari kemegahan kerajaan Indonesia kuno dan menjadi salah satu karya seni yang paling menakjubkan di dunia.