Bukti-bukti jalur rempah pada masa praaksara dan Hindu Budha dapat dilihat dari beberapa sumber tertulis seperti di Naskah-naskah Sansekerta seperti Arthasastra karya Kautilya (sekitar 300 SM) yang membahas tentang perdagangan rempah-rempah dan jalur perdagangan antara India dan Indonesia.

Kitab Nagarakretagama karya Mpu Prapanca (1365 M) yang menceritakan tentang perdagangan rempah-rempah pada masa Kerajaan Majapahit. Kitab ini juga menyebutkan jalur perdagangan rempah-rempah antara Indonesia dan India, serta sejumlah pelabuhan penting seperti Pelabuhan Barus di Sumatra.

Catatan perjalanan Ibu Pertiwi yang ditulis oleh sejarawan Tiongkok, Ma Huan, pada abad ke-15 Masehi. Dalam catatan tersebut, Ma Huan menceritakan tentang perdagangan rempah-rempah di pelabuhan-pelabuhan di Jawa dan Sumatra, serta jalur perdagangan antara Indonesia dan India.

Prasasti-prasasti kuno seperti Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Tugu, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Prasasti ini berisi tentang penyelenggaraan jalur perdagangan rempah-rempah pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Dari sumber-sumber tersebut, dapat dilihat bahwa jalur perdagangan rempah-rempah sudah ada sejak masa praaksara dan terus berkembang pada masa Hindu-Buddha di Indonesia. Rempah-rempah menjadi komoditas yang sangat berharga dan dicari oleh para pedagang dari berbagai negara, sehingga jalur perdagangan rempah-rempah menjadi sangat penting dan strategis. Para pedagang menggunakan jalur laut dan juga jalur darat untuk membawa rempah-rempah dari Indonesia ke berbagai negara, seperti India, Tiongkok, dan Arab.