Berikut ini adalah pertanyaan dari hestyzendiani99 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Sebut dan jelaskan tahapan - tahapan dalam serangan umum satu maret
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Kelas: xi
pelajaran: sejarah
kategori: serangan umum satu maret
Serangan Umum Satu Maret (1949) memiliki makna simbolis bagi eksistensi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian, sebab motif utama dari serangan itu bukan untuk mengalahkan pasukan Belanda melainkan "pesan" terhadap rakyat Indonesia dan warga dunia (internasional) bahwa bangsa Indonesia masih ada (eksis). Pendek kata, Serangan Umum Satu Maret adalah sebuah perlawanan.
Pada 21 Juli 1947 melakukan operasi militer (OM) yang dikenal Agresi Militer I yang meliputi Sumatera dan Jawa. Akibat dari OM ini, pemerintahan Indonesia yang awalnya berkedudukan di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta atas saran dan undangan HB-IX. Tak puas dengan hasil Agresi Militer I, pasukan Belanda kembali mengadakan OM yang disebut Agresi Militer II pada 18 Desember 1948. Tujuannya adalah menaklukkan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Negara Darurat RI. Menaklukkan Yogyakarta tentunya memiliki makna simbolis, bahwa RI perlahan-lahan dilemahkan sebelum akhirnya kembali menyerah dan kembali dapat dikuasai oleh Belanda dengan mudah.
Oleh sebab itu, pada 1 Maret 1949 TNI Divisi III yang berkedudukan di Magelang menyusun serangan. Selain sebagai pembalasan, Serangan itu untuk merebut kembali Ibu Kota RI di Yogyakarta sebagai simbol bahwa eksistensi Indonesia sebagai bangsa belum habis atau selesai. Oleh sebab itu, untuk merebut kembali Yogyakarta, serangan dibagi menjadi 3 bagian, pertama merupakan pasukan utama untuk menyerang dan merebut Yogyakarta. Kedua di Magelang, untuk memperlambat dan menghalagi bantuan dari divisi pasukan Belanda yang berada di Magelang. Ketiga pasukan penghalang dan pelambat divisi Belanda di Solo agar tidak memberikan bantuan pasukan ke Yogyakarta.
Pada pagi sekitar jam 6, serangan serentak dilakukan di Yogyakarta. Pada saat bersamaan dua pasukan lain siaga untuk menghalangi pasukan bantuan dari Magelang dan Solo. Secara umum serangan itu berhasil. Secara simbolik TNI berhasil menduduki Yogyakarta selama 6 Jam sampai pukul 12 siang. Namun pendudukan itu tidak berlanjut sebab bantuan dari Magelang berhasil menerobos dan meringsek ke Yogyakarta. Sedangkan bantuan dari Solo berhasil dipatahkan.
Pendudukan selama 6 jam itu sekilas tampak tidak berarti. Namun demikian, pendudukan itu memberi sinyal kepada rakyat Indonesia, masyarakat Internasional serta pasukan Belanda bahwa Indonesia masih ada dan belum habis.
pelajaran: sejarah
kategori: serangan umum satu maret
Serangan Umum Satu Maret (1949) memiliki makna simbolis bagi eksistensi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian, sebab motif utama dari serangan itu bukan untuk mengalahkan pasukan Belanda melainkan "pesan" terhadap rakyat Indonesia dan warga dunia (internasional) bahwa bangsa Indonesia masih ada (eksis). Pendek kata, Serangan Umum Satu Maret adalah sebuah perlawanan.
Pada 21 Juli 1947 melakukan operasi militer (OM) yang dikenal Agresi Militer I yang meliputi Sumatera dan Jawa. Akibat dari OM ini, pemerintahan Indonesia yang awalnya berkedudukan di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta atas saran dan undangan HB-IX. Tak puas dengan hasil Agresi Militer I, pasukan Belanda kembali mengadakan OM yang disebut Agresi Militer II pada 18 Desember 1948. Tujuannya adalah menaklukkan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Negara Darurat RI. Menaklukkan Yogyakarta tentunya memiliki makna simbolis, bahwa RI perlahan-lahan dilemahkan sebelum akhirnya kembali menyerah dan kembali dapat dikuasai oleh Belanda dengan mudah.
Oleh sebab itu, pada 1 Maret 1949 TNI Divisi III yang berkedudukan di Magelang menyusun serangan. Selain sebagai pembalasan, Serangan itu untuk merebut kembali Ibu Kota RI di Yogyakarta sebagai simbol bahwa eksistensi Indonesia sebagai bangsa belum habis atau selesai. Oleh sebab itu, untuk merebut kembali Yogyakarta, serangan dibagi menjadi 3 bagian, pertama merupakan pasukan utama untuk menyerang dan merebut Yogyakarta. Kedua di Magelang, untuk memperlambat dan menghalagi bantuan dari divisi pasukan Belanda yang berada di Magelang. Ketiga pasukan penghalang dan pelambat divisi Belanda di Solo agar tidak memberikan bantuan pasukan ke Yogyakarta.
Pada pagi sekitar jam 6, serangan serentak dilakukan di Yogyakarta. Pada saat bersamaan dua pasukan lain siaga untuk menghalangi pasukan bantuan dari Magelang dan Solo. Secara umum serangan itu berhasil. Secara simbolik TNI berhasil menduduki Yogyakarta selama 6 Jam sampai pukul 12 siang. Namun pendudukan itu tidak berlanjut sebab bantuan dari Magelang berhasil menerobos dan meringsek ke Yogyakarta. Sedangkan bantuan dari Solo berhasil dipatahkan.
Pendudukan selama 6 jam itu sekilas tampak tidak berarti. Namun demikian, pendudukan itu memberi sinyal kepada rakyat Indonesia, masyarakat Internasional serta pasukan Belanda bahwa Indonesia masih ada dan belum habis.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Mamanosz dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 17 May 17