Revolusi Industri adalah periode dimana produksi barang dan jasa mengalami peningkatan yang signifikan dalam jangka waktu yang cukup panjang, yang terjadi pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika Utara. Dampak dari Revolusi Industri pada masyarakat Indonesia akan tergantung pada kapan dan seberapa jauh Indonesia terpengaruh oleh perkembangan ini.

Secara umum, Revolusi Industri menyebabkan perubahan besar dalam struktur ekonomi dan masyarakat, yang pada gilirannya mempengaruhi cara hidup, pekerjaan, dan relasi sosial.

Pada periode kolonial, Eropa mengambil keuntungan dari Revolusi Industri dengan mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja murah di negara-negara jajahan seperti Indonesia. Ini menyebabkan masuknya barang-barang industri dari Eropa ke Indonesia yang mengganggu produksi lokal dan menyebabkan pengangguran di beberapa sektor. Selain itu, masyarakat yang tergantung pada sektor pertanian mengalami kesulitan ekonomi yang cukup serius.

Setelah merdeka, Revolusi Industri terus berdampak pada masyarakat Indonesia melalui proses urbanisasi yang cepat dan peningkatan jumlah penduduk yang tinggal di kota. Ini menyebabkan masalah-masalah seperti keterbatasan fasilitas dan infrastruktur di kota-kota besar, dan meningkatnya tingkat kemiskinan di lingkungan urban.

Dalam jangka panjang, Revolusi Industri juga mempengaruhi perubahan sosial yang cukup signifikan, termasuk perubahan dalam struktur keluarga, peran gender, dan relasi kerja.

Secara umum dampak dari Revolusi industri di Indonesia ini seringkali lebih berpengaruh negatif dibanding positif, akan tetapi Revolusi industri ini menjadi katalis yang menyebabkan terjadinya perubahan yang memungkinkan Indonesia menjadi lebih maju dan modern, serta membuat perkembangan ekonomi yang lebih baik.