Jawaban:

Malik al-Adil Saifuddin adalah seorang sultan di Kesultanan Aceh yang memerintah dari tahun 1675 hingga 1678. Meskipun ia dianggap sebagai salah satu penguasa Aceh yang berpengaruh, terdapat beberapa kelemahan yang melekat pada dirinya, di antaranya:

Penjelasan:

Lemah dalam menghadapi pemberontakan

Malik al-Adil Saifuddin dinilai lemah dalam menghadapi pemberontakan yang terjadi pada masa pemerintahannya. Salah satu pemberontakan yang terkenal adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Tengku Keumala pada tahun 1675, yang berhasil merebut tahta dari tangan Malik al-Adil Saifuddin.

Tidak efektif dalam mengelola pemerintahan

Malik al-Adil Saifuddin juga dinilai tidak efektif dalam mengelola pemerintahan. Hal ini terlihat dari ketidakmampuannya dalam menangani persoalan ekonomi, yang menyebabkan penurunan kesejahteraan rakyat dan meningkatnya tingkat kemiskinan.

Tidak pandai dalam berdiplomasi

Malik al-Adil Saifuddin dinilai tidak pandai dalam berdiplomasi dengan negara-negara tetangga. Hal ini terlihat dari terjadinya perang melawan Kesultanan Johor pada tahun 1677 yang diakibatkan oleh konflik perbatasan, yang pada akhirnya berakhir dengan kekalahan Aceh.

Meskipun memiliki kelemahan, tentunya setiap penguasa pada masa lalu dan masa kini memiliki tantangan dan kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, kita dapat belajar dari kelemahan-kelemahan yang ada pada Malik al-Adil Saifuddin untuk menghindari kesalahan yang sama pada masa kini dan masa yang akan datang.