Sistem Tanam Paksa dianggap paling kejam dan membuat bangsa Indonesia menderita dibandingkan pada zaman VOC karena sistem ini merupakan bentuk pemaksaan yang dilakukan secara sistematis dan terorganisir oleh pemerintah kolonial Belanda. Sistem Tanam Paksa diterapkan untuk memaksa masyarakat Indonesia untuk menanam komoditas tertentu, seperti tebu, kapas, dan karet, dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan ekspor komoditas tersebut untuk keuntungan pemerintah kolonial. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat Indonesia mengalami penderitaan, seperti kelaparan, kemiskinan, dan pemaksaan fisik.

Selain itu, Sistem Tanam Paksa juga dianggap paling kejam karena pemerintah kolonial Belanda tidak menghargai hak asasi manusia masyarakat Indonesia. Mereka tidak memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga banyak masyarakat yang tidak mampu menghidupi diri sendiri dan terpaksa menjual tanah atau harta benda mereka untuk memenuhi kewajiban tanam paksa. Dengan demikian, Sistem Tanam Paksa dianggap paling kejam dan membuat bangsa Indonesia menderita dibandingkan pada zaman VOC karena merupakan bentuk pemaksaan yang tidak adil dan tidak memperhatikan hak asasi manusia masyarakat Indonesia.